"Kamu baik baik saja?" Ranvier memegang kedua sisi wajahku. Kami sama sama basah. Dan saat ini dia terlihat menggigil. Apakah laki laki itu kedinginan. "Agata ..." apa yang dia pikirkan. Kenapa sampai menepuk pipiku begitu keras. Apa dia pikir kalau aku ini akan pingsan hanya karena aku basah kuyup seperti ini. "Aku baik baik saja." ujarku. Dia menghela napas dalam." Aku yakin kalau mobilku di utak atik sama anak itu." aku tidak tahu siapa anak yang dia maksud. Namun boleh kah aku berpikir kalau dia adalah band? "Siapa?" tanyaku. Dia menghela napas dalam kedua matanya terlihat memendam emosi. "Dia anak aslinya ayah tiriku. Bannedic!" Seperti dugaan ku. Ben memang sepertinya memiliki dendam pribadi pada Ranvier. "Ayo kita segera pergi dari sini. Kamu kedinginan." ujarku. Ranvier men