Bab 31. Malam Pertama? Safira bergerak gelisah di kamar pengantinnya. Dia sudah mandi dan mengganti semua pakaian resepsinya dengan piyama dengan lengan panjang dan jangan lupakan jilbab yang memang sengaja dipakainya. Dia belum terbiasa membuka auratnya kepada lelaki lain selain ayah dan Athar. Dadanya berdebar semakin kencang. Banyak pertanyaan yang memenuhi isi kepalanya, membuatnya mendadak kena migrain. Kepalanya menoleh ke arah pintu begitu mendengar pintu kamarnya terbuka. Sesosok tampan nan gagah rupawan sudah menjulang di pintu masuk kamarnya. Suaminya. Ah, suami ya? Rasanya begitu menyenangkan memanggil-nya suami. “M-mas, apa tamunya sudah pulang?” Mereka kini berada di kamar Safira yang telah disulap menjadi kamar pengantin. Dia tidak mau menghabiskan malam pertamany