Ini sungguh hal tergila yang pernah Luisa lakukan seumur hidupnya. Bagaimana mungkin ia meloloskan begitu saja permintaan Lili tempo hari. Dimana sepupunya itu memohon dan menangis di hadapan nya agar ia mau membantu sepupunya itu. Luisa yang tak tega pada Lili memilih mengangguk menyetujui apa yang Lili inginkan.
Hingga saat inilah semua rencana yang telah ia susun baru saja Lui jalankan.
Ya, ini adalah hari dimana Lolita akan menikah dengan Nicholas Abraham. Acara pernikahan yang akan dilangsungkan di sebuah ballroom hotel mewah yang telah keluarga Abraham siapkan.
Dan baru beberapa menit yang lalu, Lui melepas kan Lili. Hans pun juga terlibat dalam ide gila ini. Kekasih Lili itu sengaja mengikuti mobil pengantin yang membawa Lili beserta Lui. Menghadang mobil pengantin tersebut di tengah jalan, lalu memaksa Lili agar keluar. Setelahnya Hans membawa pergi Lili dengan mobil nya. Sungguh terlalu dramatis sekali sandiwara yang mereka bertiga perankan. Demi untuk mengelabuhi driver mobil pengantin, Lui berpura-pura berteriak memanggil nama Lili. Dan semua sia-sia karena Hans sudah melesat meninggalkan Lui, membawa mobil nya menjauh. Bersama Lili yang masih lengkap dengan baju pengantin berwarna putih.
Sopir yang membawa mobil pengantin tersebut sempat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Tapi dia bisa apa. Tugasnya hanya satu. Mengemudikan mobil itu sampai di tempat tujuan. Jika ternyata di tengah jalan terjadi insiden seperti barusan, lelaki itu tidak sanggup berbuat apa-apa. Sudah berniat ingin mengejar mobil yang membawa kabur calon pengantin wanita, tapi Lui melarangnya. Meminta pada sang driver untuk membawanya ke tempat acara dimana akan diselenggarakan nya acara pernikahan Lili dengan Nick. Sungguh, Lui telah melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin. Begitu rapi dan Lui yakin jika tidak ada keluarga nya yang tahu jika dia lah dalang dari semua ini.
Tiba di tempat acara, tampak keluarga besar Lolita dan Luisa sudah berkumpul. Lui bisa melihat jika mobil papanya yang tadi dikemudikam oleh Kak Ashraf telah terparkir di tempat parkir khusus keluarga mempelai.
Di mobil papa nya tersebut tadi ditumpangi oleh papa, mama dan Tante Niken yang merupakan ibunda Lili. Sementara Lui yang bertugas sebagai pendamping pengantin berangkaat di belakang mobil papanya.
Semestinya mobil pengantin lah yang harus berangkat terlebih dulu, tapi dengan tipu daya Lui yang mengatakan ingin buang air kecil. Hingga membuat Ashraf tidak sabar dan memilih berangkat mendahului.
Tanpa mereka semua sadari jika ini semua merupakan bagian dari ide gila yang tercetus dari dalam pikiran Lui. Dan semua berjalan sangat sempurna.
Tergopoh- gopoh Lui memasuki lobi yang langsung disambut hangat oleh keluarganya. Dan sial, Lui tak menyangka jika mempelai pria juga telah berada disana, menatap nya tajam dengan mata elang yang dimiliki pria itu. Membuat nyali Lui menciut secara tiba - tiba.
"Lui... Mana Lili? Kenapa kau datang sendirian?" tanya Papanya sambil melihat sekeliling mencari keberadaan keponakan nya yang merupakan calon mempelai wanita.
Karena Lili sudah tidak memiliki ayah lagi maka papa Lui lah yang bertugas sebagai wali nikah Lili.
" Maafkan aku, Pa. Tapi... Lili kabur...." kata yang terlontar dari mulut Lui membuat semua yang mendengar sontak terkaget.
"Apa?!"
"Apa?!"
Papa dan Tante Niken saling bersahutan dengan mata melotot tak percaya dan berharap mereka tadi hanya salah dengar dengan apa yang dilontarkan Luisa.
"Apa maksud ucapanmu itu, Lui?!" tanya papa dengan nada sedikit meninggi.
Lui sampai menyipit kan mata mengetahui reaksi papanya yang sangat berlebihan .
"Jelaskan pada kami apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Lolita bisa kabur? Dan kenapa kau membiarkan saja saat Lili kabur, Lui?"
Cerca sang papa dengan wajah panik. Bagaimana tidak panik jika mempelai wanita nya kabur disaat genting seperti ini. Ada - ada saja yang telah Lili perbuat. Begitu saja kepala papa Lui terasa nyeri. Tante Niken justru sudah lemas, sampai-sampai Nisa harus menopang berat tubuh kakak iparnya.
Dan penjelasan meluncur dari mulut Lui, bagaimana kronologis kaburnya Lili. Papa Lui mengusap wajah berkali - kali merasa frustasi serta bingung dengan apa yang akan ia lakukan nanti.
Disaat yang tidak tepat, Nick bersama Ferdi menghampiri mereka. Wajah keduanya tampak bertanya - tanya melihat kebingungan dan kesedihan yang terlihat jelas dari wajah-wajah anggota keluarga mempelai wanita.
"Ada apa ini? Kenapa semua berkumpul disini?" tanya Ferdi menatap satu persatu keluarga calon besan nya.
Papa Lui gelagapan dan gugup karena harus menjawab pertanyaan yang Ferdy lontarkan. Bagaimana pun juga Papa Lui adalah orang yang bertanggung jawab pada diri Lili.
" Mas Ferdy... Maafkan kami," ucap papa Lili.
"Maaf? Maksudnya?" tanya Ferdy tak mengerti.
"Maafkan kami, Mas. Karena.... Karena Lili telah kabur."
Ferdy tampak kaget, tapi tidak dengan Nick. Lelaki yang merupakan calon mempelai pria, terlihat biasa- biasa saja.
"Bagaimana mungkin bisa kabur?" tanya Ferdy lagi.
Papa Lui menceritakan tentang kronologis kaburnya Lili. Persis dengan apa yang tadi disampaikan oleh putri nya, Luisa.
"Lalu bagaimana dengan acara kita?" Ferdy terlihat panik.
"Kita tidak mungkin membatalkan acara ini begitu saja. Lihatlah bagaimana tamu undangan yang mulai berdatangan." tunjuk Ferdy pada beberapa orang yang mulai memasuki ruangan dimana akan diadakan nya acara pernikahan.
Ferdy tampak kebingungan, bahkan lelaki itu kini memilih meninggalkan keluarga Lili, dan menghampiri tamu undangan yang mulai berdatangan.
Nick masih berdiri mematung dengan tatapan tajam sarat akan intimidasi.
"Nick, kami minta maaf. Sungguh... Semua ini diluar kendali kami semua. Bahkan saat di rumah tadi, Lili tak berucap sepatah kata pun pada kami. Tak ada kata penolakan atau keberatan dengan pernikahan ini."
Lui yang mendengar papa nya berbicara dengan nada memelas merasa sangat bersalah. Ini semua karena nya. Lili tak pernah menyangka jika ide konyol ini telah melukai banyak orang. Seharusnya sebelum ia bertindak, Lui mempertimbangkan dulu baik dan buruk nya. Serta dampak yang akan di timbulkan. Dan sekarang Lui menyesal telah melakukan semua ini. Yang bisa Lui lakukan hanya diam. Tak mau bersuara karena sibuk merutuki kebodohan nya.
Sekarang melihat bagaimana papanya yang mengiba pada Nick untuk diberikan kata maaf, karena Lili telah berani mencoreng nama baik keluarga.
"Om....!" suara berat milik Nick, mencuri perhatian Lui.
Gadis itu memberanikan diri menatap Nick meski hanya dari arah samping. Jika berhadapan, sudah dapat dipastikan bahwa Lui tak akan berani mendongak untuk menatap wajah Nick yang jelas saja sangat tampan.
"Maafkan saya... Karena saya tak akan mungkin membatalkan rencana pernikahan ini." ucapan Nick membuat papa Lui semakin pusing saja.