Hari keberangkatanku, drama masih aja berlanjut. Kedua kakakku menangis di pelukanku. Aku serasa tentara yang dikirim tugas di Negara yang berperang. Padahal ini kuliah, libur semester juga aku bisa balik lagi. Kalo emang kangen banget kuliahku Kamis kelar, aku langsung bisa balik kesini.
“Hati-hati kamu yah nak. Jaga diri di kampung orang, harus kenal sama kultur disana” petuah Ayah dan memelukku. Aku rasa pelukan erat Ayah, aku rasa dia juga sedih karena aku harus jauh dari dia. Tapi yah namanya laki. Kita gak mungkin nunjukin perasaan sensitive kita, udah kodratnya kali. Gengsi gitu.
“Eza, kamu hati-hati yah dek” Kak Icha memelukku dan menangis.
“Iya Eza, lo kalo butuh apa-apa hubungin kita yah” Kak Hana juga menangis. Orang di Bandara pada ngeliatin kami, soalnya mereka agak beda se
