"Nara …."
Kaizar memanggil Nara dengan deep voice-nya yang terdengar begitu syahdu dan menggoda.
Benar saja, Nara langsung terbuai. Aroma tubuh Kaizar yang lembut mengingatkannya pada malam panas saat itu.
"Bukankan kontrak kita juga mengharuskan bersikap alami dan profesional?" tanya Kaizar, tentu saja itu hanya sebuah rayuan.
"Ini alami dan naluriah, kenapa kamu terus membuatku tergoda? Jangan-jangan kamu mencampur daun kelor di setiap masakanmu, ya?" oceh Kaizar, kali ini dia mulai mengendus-endus bahu Nara lalu berlanjut ke dadanya.
"Kamunya saja yang lemah iman!" sahut Nara.
"Aku menyukai wangi ini, begitu manis," ucap Kaizar, lantas menciumi leher Nara yang jenjang, wanita itu pun tertawa kecil karena rasa geli akibat ulah Kaizar.
Nara mendorong tubuh Kaizar agar sedikit menja
