Penyesalan

1874 Kata

Julian sudah muak dengan semua kesialan yang menimpa dirinya semenjak Ara menjadi sekertarisnya. Bahkan gadis itu semakin memperparahnya. “Saya tidak bisa mempertahankan kamu lagi,” kata Julian. Ara terdiam seribu bahasa, kata maaf sepertinya tidak berguna lagi. Ara mencoba menahan air matanya yang siap jatuh ketika ia memejamkan mata. Ia berusaha tegar menerima setiap keputusan yang Julian ambil. “Silakan angkat kaki dari kantor ini,” kata Julian. Ara memejamkan matanya seraya tersenyum tipis. Ia tidak menyangka hari ini akan menjadi hari terakhirnya bekerja. Ara menatap Julian yang tengah marah. “Terima kasih Bos sudah memberi kesempatan saya bekerja. Maaf saya belum bisa menjadi sekertaris yang Anda inginkan. Saya permisi.” Ara mengambil tasnya lalu keluar dari ruangan Julian. Sek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN