“Kenapa kamu diam?” tanya Julian. Ara menarik napas dalam sebelum memulai bercerita. Ia sendiri tidak tahu apakah dengan menceritakan ini Julian akan percaya. “Saya adalah anak tunggal yang selalu dituntut untuk sempuran. Lingkungan saya sedikit toxic, ibu selalu membandingkan saya dengan anak tetangga tanpa melihat kelebihan yang saya miliki. Ibu-ibu di tempat saya tinggal selalu memamerkan prestasi anaknya pada tetangga, itu juga yang menyebabkan ibu saya menuntut untuk lebih baik lagi dari anak mereka.” Ara menatap gelasnnya yang sudah kosong. Julian tidak memotong ucapan gadis itu. Ia mendengarkan dengan baik setiap cerita yang Ara ucapkan. “Saya merasa tertekan karena setiap hal yang saya lakukan rasanya tidak berguna. Ibu selalu menuntut lebih dan lebih. Satu per satu cita-cita