Tiga

1089 Kata
Ucapan selamat dan jepretan kamera terus mengiringi langkah Alexy menuju panggung kecil tempat dia melangsungkan konferensi pers hari ini. Alexy hanya menanggapi ucapan itu dengan senyuman palsu, karena dia sebenarnya tidak terlalu senang menghadiri konferensi pers seperti ini. Sampai tiba saatnya Alexy mendengar pertanyaan terakhir yang menanyakan hubungannya dengan Sky Bennett, tunangannya saat ini. 'Lalu bagaimana hubungan anda dengan Sky Bennet? Kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?' Alexy tersenyum ketika nama tunangannya disebut, lalu menjawab dengan cepat dan singkat, "secepatnya kami akan melangsungkan pernikahan." 'Menurut rumor yang beredar, anda sudah memiliki seorang anak, apakah benar?' Alexy yang mendapatkan pertanyaan itu seketika menjadi tercekat, kata-katanya tertahan di tenggorokan. Wanita itu terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Alexy sudah menyembunyikan keberadaan anaknya, bagaimana para wartawan ini tahu? Belum sempat Alexy menjawab pertanyaan itu, secara mendadak terdengar ledakan pada lampu-lampu di aula dan membuat seisi aula menjadi gempar dan kacau. Lampu-lampu itu meledak akibat seseorang menembakkan peluru menggunakan senapan. Karena situasi aula yang tidak lagi kondusif, Alexy segera diamankan oleh bodyguardnya dan dibawanya keluar aula, sedangkan para wartawan dan reporter terlihat panik dan berdesakan untuk segera keluar aula. Sangat berbeda dengan seorang pria yang sedari tadi terpaku di tempatnya sambil memandang ke depan, ke arah panggung kecil yang awalnya berisi Alexy. Pria itu adalah Leonard, dia tercekat ketika Alexy mendapatkan pertanyaan mengenai anak yang dimilikinya. 'Anak? Alexy punya anak? Anak siapa?' Berbagai pertanyaan muncul di benak Leonard. Pria itu bertanya-tanya mengenai identitas anak yang dilahirkan Alexy. Apakah itu anak Alexy dengan tunangannya? "Aku harus mencari tahu tentang anak itu," gumam Leonard sambil menerobos kerumunan wartawan yang masih ricuh. Pria itu ingin segera keluar aula dan mencari keberadaan Alexy yang terlebih dahulu sudah keluar dari aula. Para penjaga gedung langsung mengamankan para wartawan dan reporter. Beberapa penjaga juga dikerahkan untuk mencari tahu penyebab meledaknya lampu di aula. Siapa orang yang berani mengacaukan konferensi pers pemindahan kepemimpinan perusahaan Aleria corp? *** "Sial! Siapa yang berani mengganggu konferensi pers Alexy," geram Dominic yang kini sedang duduk di kursi kebesarannya sambil mendengarkan laporan dari bawahannya mengenai kejadian yang terjadi pada konferensi pers hari ini. "Tuan, kemungkinan yang melakukannya salah satu dari musuh tuan yang mengincar nyawa nona Alexy," tebak bawahan Dominic yang terlihat takut karena sudah membuat Dominic marah. "Selidiki masalah ini, cari pelaku dibalik kejadian hari ini. Jangan sampai lepaskan pelakunya! Aku ingin tahu siapa yang berani mengusik keluargaku." Dominic tidak terima karena kejadian itu bisa saja membahayakan nyawa Alexy. Dia tidak ingin sesuatu terjadi pada keluarganya. Dominic telah susah payah menyingkirkan Leonard yang menjadi mata-mata Yuka selama ini, jadi dia tidak akan membiarkan siapapun kembali mengusik putrinya. *** Sementara itu setelah kejadian di konferensi pers hari ini, Alexy diamankan ke ruangannya oleh para bodyguardnya. Sementara Leonard sedang kebingungan mencari keberadaan Alexy. Kemudian dia berpikir untuk mencari ke ruangan pemimpin perusahaan Aleria corp. Ketika Leonard baru keluar dari lift yang membawanya ke lantai tempat ruangan pemimpin perusahaan Aleria corp berada, dia dikejutkan dengan pemandangan Alexy sedang menggendong seorang anak berusia sekitar 2/3 tahun dengan seorang pria di depannya tengah mengelus puncak anak di gendongan Alexy. Seketika tubuh Leonard menegang di tempat, dadanya terasa sesak ketika melihat kebahagiaan terpancar dari raut wajah ketiga orang itu. Mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia. Namun, keterkejutan Leonard berlangsung sebentar karena ia baru pertama kali bertemu Sky Bannet, tunangan Alexy. 'selama ini dia berada di samping, Lexy.' batin nya. 'Tapi, apa anak yang ada di gendongan Alexy itu anak Kai? Berapa umur anak itu sekarang?' Leo bertanya-tanya dalam hati. Semua itu penuh kejanggalan. Leonard mulai ragu mengenai identitas anak yang ada di gendongan Alexy. Bisa saja anak itu bukan anak Alexy dengan Sky Bannet. Ada dua kemungkinan, yang pertama anak itu adalah hasil adopsi Alexy dan Sky Bannet, dan kemungkinan yang kedua anak itu adalah anak Leonard dengan Alexy. Leonard masih ingat dengan malam panasnya bersama Alexy 4 tahun lalu. Meskipun sudah berlalu cukup lama, tapi malam itu bisa saja menumbuhkan benih di rahim Alexy, mengingat Leonard tidak memakai pengaman apapun malam itu, sedangkan Alexy tidak menggunakan alat kontrasepsi maupun minum obat kontrasepsi apapun. "Apakah dia anakku?" gumam Leonard setelah memikirkan cukup lama mengenai kemungkinan-kemungkinan yang ada, dia menemukan kesimpulan bahwa bisa jadi anak itu adalah anaknya bersama Alexy. Leonard memberanikan diri mendekati Alexy, Kai dan anaknya. Seketika suara langkah kaki Leonard membuat ketiga orang itu menoleh. Alexy tertegun sejenak melihat kehadiran Leonard di perusahaannya. Wanita itu tanpa sadar mengencangkan pelukannya pada tubuh anaknya untuk meredam rasa sesak di hatinya karena melihat kehadiran orang yang selama ini ada di mimpinya. Alexy tahu betul jika orang yang sedang dihadapannya pria yang ada di dalam mimpinya. Namun, Alexy segera menyadarkan dirinya. Dia kembali bersikap biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Lagi pun belum tentu pria itu adalah orang yang sama yang ada di dalam mimpinya. "Siapa ya?" Kali ini giliran Leonard yang terkejut, dia tidak menyangka bahwa Alexy melupakan sosoknya. Pria itu melihat kebingungan terpancar di kedua bola mata Alexy. Dia tidak lagi dapat melihat sorot mata penuh cinta yang selalu ditampilkan Alexy kepadanya dulu. "A-aku..." Leonard sedikit tergagap untuk menjawab pertanyaan Alexy. Dia ingin mengagetkan wanita itu, tetapi malah dirinya yang dikagetkan karena wanita itu tidak mengingatnya. "Ada perlu apa hingga anda datang sampai ke ruang pemimpin perusahaan?" Saat ini giliran Kai yang memberi pertanyaan menggantikan Alexy. Pria itu maju di hadapan Alexy untuk menghalau pandangan Leonard yang hanya tertuju pada wanita itu. "Aku hanya ingin bertemu dengan Alexy," tukas Leonard pelan sambil melirik Alexy dari balik bahu Kai di hadapannya. "Ada perlu apa?" Alexy menyingkirkan pelan tubuh Kai dari hadapannya dan kembali berhadapan dengan Leonard. Wanita itu menunjukkan wajah dinginnya sambil menatap tajam tepat di kedua bola mata Leonard. "Aku merindukan kamu, Alexy." gumam Leonard pelan sambil menunjukkan sorot mata kerinduan di kedua matanya, sedangkan Alexy terkejut mendengarnya. Jantung Alexy berhenti sejenak mendengar pengakuan dari Leo. Tapi itu hanya beberapa detik saja, karna selanjutnya Alexy memasang wajah dingin. Karena tidak mendengar balasan Alexy, Leonard merasa sesak di dadanya. Ternyata benar, Alexy sudah melupakannya. Leonard mengalihkan pandangannya dari wajah Alexy ke arah anak yang ada di gendongannya. Anak laki-laki itu tengah menatap dengan pandangan jernihnya, tapi tanpa ada senyum di wajahnya. Raut wajah anak laki-laki itu sama dengan ibunya, menatap dingin ke arah Leonard. Ketika Leonard dapat melihat dengan jelas wajah anak laki-laki itu, dia cukup kaget dengan lekukan pada wajahnya. Wajahnya sangat familiar bagi Leonard. Ia seperti melihat dirinya dalam bentuk mini. Leonard mengatakan itu karena dia pernah melihat foto dirinya sendiri ketika masih kecil. Foto yang sering diambil diam-diam oleh Yuka ketika wanita itu menyiksanya tanpa ampun. "Apakah dia benar-benar anakku?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN