Lupa Arah

2010 Kata
Valdi bersama Nanette lagi menuju bandara Soekarno Hatta. Hari ini adalah jadwal keberangkatan Nanette ke Kuala Lumpur Malaysia untuk mengikuti Symposium dosen ekonomi se Asia Tenggara. Mama Dyana akan menginap di rumah mereka untuk membantu mengawasi Viona selama Nanette pergi selama tiga hari dua malam. “Pa, kamu pulangnya jangan kemalaman ya, selama aku pergi. Kasihan mama Dyna. ” Kata Nanette mengingatkan Valdi. “ Jangan khawatir, belajar aja di sana dengan tenang. Hari ini aja, aku pulang agak malam , tadi uda bilang ke mama kok. ”Kata Valdi. “ Kenapa pulang malam hari ini?” Tanya Nanette. Valdi sepertinya lupa memberitahu Nanette kalau hari ini, Dia dan kolega-koleganya akan makan malam bersama dalam rangka pesta menyambut peneliti baru yang datang dari lab cabang Sigma Singapura. “ Oh, Kami seluruh Lab, akan makan malam bersama untuk menyambut peneliti baru yang dipindahkan dari cabang Singapura.” Kata Valdi. “ Cewek? Cantik? Usia berapa? Uda nikah atau belum?” Tanya Nanette melihat ke arah suaminya. “ Kok tumben kamu tanyain bertubi-tubi dengan nada cemburu?’’ Balas Valdi menggoda Nanette. “ Habisnya, papa kok nggak bilang mama dari awal, hari ini mau pulang terlambat karena mau makan malam bareng. Bisa-bisanya menyembunyikan hal itu selagi mama harus ikut symposium. Siapa yang nggak curiga? Makan malam bersama ini, pasti uda direncanain lama dan nggak mungkin mendadak. Tidak biasanya papa ngak ngomong ke mama tentang kegiatan di luar jam kantor. ” Kata Nanette cemberut. “ Iya, maaf, aku benar-benar lupa. Tadi baru kasih tau mama saat kamu mandi, tiba-tiba aja teringat kalau aku harus pulang malam karena ada acara makan malam bersama. Aku benar-benar nggak sengaja tidak menceritakan kepadamu. Yang peneliti baru itu cewek, namanya Lisbeth. Dia belum menikah. Pindahan dari Lab cabang Singapura. Semua cewek-cewek tidak ada yang cantik selain mama. ” Kata Valdi mencoba meredakan kekesalan hati istrinya. Dia benar-benar lupa menceritakan hal ini, padahal acara makan malam bersama untuk menyambut Lisbeth, si peneliti baru itu sudah direncanakan pada hari pertama dia bergabung menjadi peneliti di Lab. Sigma, yaitu di Hari Senin dan acaranya akan diadakan hari ini di Jumat malam, berbarengan dengan jadwal Nanette harus berangkat ke Kuala Lumpur. Ntah apa yang ada dipikiranku dari Senin malam sampai Jumat ini, kenapa tidak sedikitpun teringat tentang acara ini. Aku benar-benar pelupa. Ntah apa yang terjadi di otakku. Nanette seperti biasanya, tak pernah bisa marah pada Valdi , dia langsung tersenyum manis dan berkata lembut. “ Aku nggak cemburu kok Pa, hanya nggak biasanya aja papa nggak cerita tentang peneliti baru yang bergabung. Biasanya sampai rumah, saat makan malam, papa selalu akan cerita tentang segala hal.Jadinya aku binggung kok ada acara makan malam bareng untuk peneliti baru, di saat aku harus keluar negri. Kalau aku tidak menyuruh mama Dyna nginap, gimana dengan Viona? Untung aja, mama Dyna nginap karena tahu aku pergi. Kalau tidak kan kasihan Viona harus di rumah sendirian hanya sama Lely sampai malam. ” “ Iya, Na. Aku benar-benar minta maaf.” Kata Valdi dengan suara pelan karena merasa sangat bersalah. “ Di, Terminal 3 dong. Ini kok malah ke terminal 1. Aku kan mau ke luar negri. Semua penerbangan ke luar negri itu sudah lewat terminal 3 sekarang. ” Jerit Nanette ketika melihatku belok ke arah terminal satu bandara Soekarno Hatta bukan jalan lurus ke terminal 3. “Oh Iya- Iya. Aku kok binggung jadinya. ” Kata Aldi terpaksa memutar arah sekali lagi menuju terminal tiga. “Kamu harus banyak minum vitamin B kompleks deh. Di . Otak kamu pasti sudah lelah bekerja, sehingga kamu bisa kehilangan fokus begitu. ” Kata Nanette sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “ Rutin ku minum kok. ” Kata Valdi lalu menepikan mobilnya dan merapat ke area drop off di terminal 3 untuk menurunkan Nanette. Nanette memajukan kepalanya dan mencium pipi Valdi lembut lalu berkata sebelum turun dari mobil. “ Hati-hati di jalan ya, Di. Nggak usah turun lagi mengantarku. Nanti kamu terlambat ke kantor. Itu Bu Ike sudah melambaikan tangannya menungguku di depan gate 2 . Rindukan aku, sayangku.” “ Aku akan merindukanmu. Jangan kecapean dan makan yang teratur ya. Jangan lupa makan. ” Balas Valdi sambil membelai mesra pipi istri kesayangannya. Nanette mengangguk-anggukkan kepalanya dan melambaikan tangannya melihat mobil Valdi berlalu dan berjalan menghampiri Bu Ike yang menantinya dengan sabar. “ Kalian kek pengantin baru aja , padahal uda nikah. lima tahun. Apa memang selalu mesra begitu? Sampai pakai cium pipi dan membelai mesra. ” Tanyanya ketika Nanette berjalan di sampingnya. “ Aku aja yang selalu menunjukkanya ke suamiku. Kalau dia tidak dibegituin, ngak bakalan membalas menunjukkan rasa sayangnya. Valdi kan tipe kaku dan pemalu. Jadi dia tidak pernah duluan menciumku atau merangkulku di depan banyak orang. Oh ya, pernah dia memelukku erat , sebagai permintaan maaf karena dia lupa ulang tahun pernikahan kita yang ke lima minggu lalu. ” Kata Nanette tertawa-tawa. “ Ah.. suami-suami mah selalu lupa. Suamiku aja lupa semua tanggal-tanggal penting, baik itu ulang tahun pernikahan , ulang tahun anak, bahkan ulang tahunnya sendiri kadang dia lupa. ” Kata Bu Ike. “ Oh Ya? Aku pikir suamiku aja yang pelupa. Tapi ternyata, semua laki-laki tukang lupa ya.” “ Iya, mereka sok sibuk. Aku karena uda puluhan tahun berumah tangga jadi hapal. Jadi sekarang aku tidak mau lagi buat acara surprise-surprise. Seminggu sebelum hari pernikahan. Tiap hari akan aku ulang ke suamiku.Pa , seminggu lagi anniversary kita , mau makan di mana? Nanti besoknya. Pa, enam hari lagi loh anniversary kita, mau dirayain nggak? Nanti lima hari lagi ultah pernikahan kita, mau kasih kado apa ke saya. Gitu cara saya mengingatkan dia baru bisa.” Kata Bu Ike berbagi tips. “ Benar juga ya, Bu. Ok deh. Mulai tahun depan, aku tidak mau lagi surprised -surprised in Valdi dengan acara kejutan, aku mau ikut tips dari ibu aja. Terimakasih ya Bu.” Kata Nanette dan mereka berdua tersenyum lalu bersama-sama antri untuk check in untuk terbang ke Kuala lumpur Malaysia untuk menghadiri symposium dosen ekonomi se Asia Tenggara. +++ Valdi sudah berputar satu jam di jalan tol. Dari tol Bandara dia harusnya keluar ke tol lingkar luar untuk mengarah ke kantornya di Serpong, tapi tiba-tiba otaknya seperti ngeblank dan tidak tahu harus ambil arah mana. Valdi lalu berjalan lurus keluar ke arah tol kota dengan maksud akan naik lewat tol arah Tangerang yang di depan Mall Taman Anggrek. Tapi juga kelewat, dia lupa saat harus keluar di Daan Mogot dan sekarang Valdi terjebak antrian panjang di di tol dalam kota menuju Slipi . Valdi merasa bego, kenapa jalan yang selalu dilaluinya selama bertahun-tahun aja dia bisa kehilangan arah. Saat macet, Valdi memutuskan men set GPS di mobilnya dengan tujuan kantor. Biarlah GPS yang menuntunnya saja. Kalau tidak, pasti dia tak akan tiba di kantor dengan tepat, dan jadinya hanya berputar-putar saja di tol dalam kota atau bahkan bisa -bisa Valdi bablas sampai ke Bandung. Satu jam kemudian, Valdi baru sampai di kantornya di Scientia Serpong. Untung sekarang ini sudah ada teknologi GPS/ Waze atau google maps yang bisa mengarahkannya sampai tempat tujuan. Kalau tidak, Valdi yakin, dia pasti tetap kehilangan arah. Ntah apa yang terjadi pada otaknya dua , tiga bulan ini, selalu lupa hal-hal yang rutin dia lakukan. Lupa Pin ATM, lupa numeric password pintu kantornya, lupa arah ke kantornya, padahal jalan-jalan itu selalu dilaluinya bahkan yang paling parah dia lupa sudah memasang pelindung saat mau berhubungan intim dengan Nanette istrinya sehingga mau dia pasang double. Tiba-tiba handphonenya berdering. Valdi mengeluarkan handphonenya dari saku celananya. Nama Lucas sahabatnya sejak SMA tertera di sana. Ada apa Lucas meneleponnya? Apakah mau mengajaknya makan siang bareng. Uda lama memang karena kesibukan masing-masing, mereka tidak ketemu. Dulunya sebulan sekali mereka pasti menyempatkan diri untuk makan siang bareng. Rumah sakit tempat Lucas praktek tidak terlalu jauh dari tempat kerja Valdi. Lucas praktek di Rumah Sakit di Karawaci. “ Ya, Lucas, ada apa ? Mau mengajakku lunch bareng?” Tanya Valdi langsung sambil berjalan menuju kantornya. “ Kamu katanya mau konsul ke aku , hari ini? Kita kan janji pagi sebelum aku praktek jam 10 nanti dan sebelum jam kantor lu dimulai. Kita janjinya, jam 8 kan? Aku uda tunggu kamu dari jam 7.30 , tapi sampai sekarang jam 9.30 kamu belum nyampe juga. Kamu lupa ya?” Tanya Lucas dengan nada tak sabaran. “ Ya, Tuhan. Maaf, aku benar-benar lupa. Tadi aku baru mengantar Nanette ke Bandara, dia berangkat ke KL hari ini” Kataku . “ Iya, kamu uda ngomong ke aku, kalau Nanette berangkat hari ini, makanya kita janjian konsulnya pas keberangkatan Nanette karena kamu harus mengantarnya dulu ke airport pagi-pagi . Dari sana kamu akan langsung ke Karawaci baru ke kantor. ” Kata Lucas. “ Aku uda cerita ke kamu ya? Kalau Nanette berangkat hari ini” Tanya Valdi binggung , karena sama sekali tidak ingat kalau dia uda pernah cerita ke Lucas. Dan dia benar-benar tidak ingat, janjinya ke Lucas untuk konsul hari ini. “ Ada apa sih dengan otak pintarmu, Valdi?” Valdi menghela nafas dan berkata “ Itu yang aku perlu ketahui. Ada apa dengan aku? Makanya aku mau konsul ke kamu. Kalau gitu aku berangkat sekarang setelah isi absen dulu ya , sekalian minta izin ke HRD kalau habis makan siang aku baru masuk. Daftarin aku, jadi pasien pertamamu. Aku nggak mau antri. ” Kata Valdi “ Okay, tapi langsung jalan ya, jangan lupa lagi dan malah sibuk neliti sample-sample mu. Awas kalau setengah jam lagi kamu belum sampe, aku akan menelepon kantormu.” Kata Lucas tegas. “ Iya-iya, Ini aku uda masuk ke kantor dan langsung akan jalan setelah absensi dan minta izin. Uda ya, sampai jumpa setengah jam lagi.” Kata Valdi dan langsung menutup teleponnya. Valdi lalu berjalan ke kantornya dan menekan pin numeric di pintu kantornya,meletakkan tas kerjanya di meja kerjanya yang penuh dengan dokumen-dokumen penelitian yang harus dia tanda tangani. Lalu menelepon bagian HRD dan mengabari kalau dia akan izin sehari untuk pemeriksaan kesehatan. “ Baik Pak. Ini polis asuransi Bapak yang terbaru juga sudah dikirim dari kantor pusat. Nanti saya kirim ke bawah, tolong Bapak tanda tangani agar di proses. ” Kata HRD . “ Polis apa?” Tanya Valdi binggung. “ Perusahaan menambah polis penyakit kritis untuk semua peneliti level A dari yang sebelumnya hanya jiwa dan kesehatan saja. ” Kata HRD. “ Okay. Nanti kirimkan saja ke kantor , akan saya tanda tangani setelah pulang dari rumah sakit.” Inilah enaknya kalau kerja di perusahaan besar seperti Lab Sigma ini. Laboratorium penelitian asal Jerman yang telah mempunyai cabang diseluruh dunia. Lab mereka sangat memperhatikan kesejahteraan para penelitinya. Tidak hanya memberikan mereka gaji hampir tiga digit, tapi juga dengan berbagai asuransi agar para peneliti bisa bekerja dengan tenang dan nyaman. Dulunya mereka hanya di cover untuk asurasi kesehatan dan asuransi jiwa, sekarang di tambah lagi dengan asuransi untuk penyakit kritis. Jadi kalau misalnya , penelitinya terkena penyakit kritis dan tidak bisa bekerja, mereka ada uang untuk mengobati penyakit tersebut atau untuk penghidupan keluarga kalau peneliti tersebut benar-benar tidak lagi bisa bekerja untuk menghasilkan nafkah bagi keluarga. Mudah-mudahan aku tidak perlu di cover untuk penyakit kritis ini. Aku akan tetap bekerja sampai aku pensiun nanti di usia 56. Tiap tahun ini, aku rutin cek kesehatan yang diwajibkan oleh perusahaan, dan aku selalu dalam keadaan sehat walafiat. Tekanan darah, kolestrol semua terkendali. Akhir-akhir ini aja aku sering lupa, dan aku yakin, itu bukan penyakit kritis, hanya karena aku stress dengan tekanan pekerjaan yang kian hari kian berat karena Lab Sigma ini semakin terkenal dan menjadi kepercayaan banyak perusahaan di Indonesia. Aku segera keluar dari kantor dan berjalan ke mobilku. Di mobilku aku kembali menekan alamat rumah sakit tempat Lucas praktek di GPS nya, aku takut, aku hilang arah kembali . Jadi supaya lebih aman dan pasti agar aku tidak mutar-mutar di tol , lebih baik aku diarahkan GPS, supaya bisa sampai ke rumah sakit tepat setengah jam lagi. Semoga hasil diagnosa Lucas untuk lupaku baik-baik saja. Aku menekan push button di mobilku, dan melajukan mobilku menuju tol arah Karawaci, dan mobil melaju menuju RS tempat Lucas, sahabatku sejak SMA, praktek sebagai dokter ahli syaraf. Semoga Lucas bisa menemukan jawaban, ada apa dengan otakku ini??
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN