"Bagaimana bisa makam yang kami gali itu berisi batang pohon pisang yang dikafani!" teriak pamannya Surya semakin emosi. "Apa?!" pekik Vita. Semua orang termasuk sang bapak, menatap ke arah gadis itu. Vita yang saat itu berdiri berdampingan dengan Ardan, terkejut bukan main ketika mendengar penjelasan yang terlontar dari mulut pamannya Surya. "Apa yang Bapak katakan?" tanya Vita tanpa sadar. Menatap wajah lelaki dewasa itu bergantian menatap bapaknya yang masih emosi. "Kamu siapa?" tanya lelaki itu. "Saya Vita, anak Pak Sudibyo." "Oh, jadi kamu putri tertua keluarga Sudibyo? Dengar Nak, apakah kamu tidak menyadari jika bapakmu ini melakukan ritual pesugihan?" pancing pamannya Surya pada Vita. Seringai tawa menghiasi bibirnya yang sedikit berkumis, mencoba memancing seorang Sudib