Keesokan harinya, baik Dinda terbangun dengan malu-malu. Ia masih tak mengenakan apa pun kecuali selembar selimut yang menutupi tubuhnya. Lengan Kevin memeluknya dengan longgar dan Dinda merasa ragu, apakah ia harus bangun lebih dulu atau membangunkan Kevin. Dinda masih berpikir ketika tiba-tiba ia merasakan lengan Kevin bergerak. Pria itu membuka mata perlahan, tentu saja Dinda langsung berdebar. Wajah Kevin begitu tampan bahkan di pagi hari ketika bangun tidur. Dan mereka akhirnya bertatapan. "Hei, pagi," sapa Dinda. Kevin tersenyum sebagai balasan. Ia masih ingin mendekap tubuh Dinda, itu artinya ia tak bisa berkata-kata dengan kedua tangannya. Namun, Dinda mengerti. Dekapan Kevin yang semakin erat menyiratkan banyak hal. "Ini masih terlalu pagi, apa aku udah ganggu Mas?" tanya Din