Ye Xuan
4239 SM, malam di Jiang Nan
Meski ini sudah larut, dan bahkan tak ada lagi suara manusia beraktifitas, sayup-sayup terdengar bunyi gaduh dari arah Hutan Tanpa Nyali.
Bunyi pedang saling berdentang di sebuah hutan, jauh dari hunian para penduduk. Senjata-senjata beradu menimbulkan suara menggema di malam yang begitu sunyi.
Tak ada yang mengira, malam ini akan terjadi sebuah insiden luar biasa yang takkan pernah bisa dibayangkan.
"Hiaatt! Kyakh! Hakh!"
Trang!
Crass!
Boum!
Teriakan-teriakan sekumpulan manusia berlomba dengan dentingan senjata dan sesekali terdengar ledakan. Bagaimana bisa kota yang biasanya tenang ini telah terjadi huru-hara di area pinggiran? Ada apa?
"Huaakhh!"
Crasss!
Di hutan tersebut, tempat perkara berlangsung, ada seorang pemuda berusia belum tiga puluh tahun, sedang berjuang untuk nyawanya dalam menghadapi segerombolan orang jahat.
"Kau, bocah sialan! Lekas menyerah dan kami akan memberi kebaikan dengan mengampuni hidupmu!" teriak salah satu dari gerombolan itu.
"Hanya dalam mimpimu!" seru pemuda yang terus berusaha menghalau serangan dan terjangan bertubi-tubi dari mereka.
"Huh! Sepertinya bocah celaka ini terlalu memandang tinggi dirinya! Hiyaakkhh!" Pria berambut jabrik yang memegang golok terus menebaskan golok itu pada sang pemuda.
"Kakak! Tak perlu beri ampun pada bocah tengik ini! Habisi saja dia!" Pria bertubuh kurus tinggi meliukkan cambuk duri di tangannya pada pemuda itu.
"Hahaha! Aku ingin mendengar rengekan minta ampun dia dulu! Itu pasti sebuah kesenangan yang akan mencerahkan hariku!" teriak gahar pemimpin gerombolan, seorang pria botak bertubuh tinggi besar dan otot-ototnya tercetak jelas bertebaran di berbagai sudut tubuh.
Pemimpin gerombolan itu memegang sebuah golok besar yang mengerikan. Serangannya sungguh tirani, seolah ingin menebas tubuh sang pemuda menjadi ratusan daging cincang.
Pemuda itu, dia bernama Ye Xuan. Umurnya baru melangkah ke dua puluh lima tahun. Dia sedang berjuang menghadapi Gerombolan 5 Jahat.
"Oaakhh!"
Terdengar jeritan pilu ketika pedang menembus daging dan memaksa cairan merah pekat berhamburan keluar menoreh indah mewarnai tanah saat pedang dicabut.
"Ye Xuan k*parat! Berani kau menebas saudaraku!" teriak marah seorang lelaki bertubuh kekar dengan tinggi menjulang ke arah pemuda tampan yang napasnya bagai terseok-seok tak rela lepas dari raganya.
"Jangan salahkan aku jika itu terjadi-hraakhh!" Pemuda Ye Xuan ayunkan pedang birunya yang arogan menangkis serangan lelaki kekar yang terkenal dengan sebutan Otot Baja. Dari arah lain sudah menerjang pria lainnya ke Ye Xuan menggunakan tombak sabit berantai. Susah payah Ye Xuan menghindar.
Tak cukup itu saja, pria berambut jabrik sudah menembakkan energi Qi ke arah Yexuan, mengakibatkan ia harus mundur berputar demi keselamatannya.
"Kalian masih saja keras kepala!" seru Ye Xuan pada para pengeroyoknya. Ia segera mengumpulkan Qi dan bersiap melepaskannya ke arah gerombolan itu dalam bentuk bola besar.
Karenanya, para lelaki yang mengeroyok Ye Xuan karuan mundur menghindar agar tidak mati konyol terkena Lightning Blast tahap 3.
"Ye Xuan sialan! Meski kultivasimu sudah mencapai tingkat Glory, jangan harap kami akan kalah begitu saja!" Otot Baja berteriak kesal. Dia tau kekuatan dia masih di bawah Ye Xuan meski hanya terpaut sedikit. Dia masih di peringkat Gold level 2. Namun dia percaya diri kali ini akan berhasil melenyapkan Ye Xuan dengan bantuan rekan-rekannya yang juga ada di peringkat Gold.
Ye Xuan malas meladeni omongan Otot Baja dan memilih kabur karena dia sedang terluka oleh Racun Pelemah Jiwa yang diledakkan salah satu rekan Otot Baja dalam perkelahian beberapa puluh menit sebelum ini.
Pertarungan mereka sudah nyaris 4 jam, dan itu tentu saja menguras banyak energi Ye Xuan. Dia musti menghadapi ahli peringkat Gold empat orang sekaligus.
Walau berhasil membunuh satu, namun Ye Xuan tak yakin itu bukan sebuah keberuntungan semata di kala energinya terus terkuras dan terkena asap racun.
Meski dia memakai Teknik Membelah Bumi yang telah dia kuasai hingga tahap kesempurnaan, namun racun itu terlalu keras dan mengakibatkan Dantiannya bergetar kesakitan.
Aliran energi pada meridian-meridiannya mulai kacau. Ini menyebabkan Yexuan tidak bisa maksimal memberikan perlawanan dibandingkan sebelumnya.
Ye Xuan akui, dia ceroboh kali ini. Harusnya dia tetap waspada seperti biasanya jika menghadapi Gerombolan 5 Jahat. Ia sering berseteru dengan mereka secara terpisah maupun bersama-sama.
Biasanya karena masalah internal kota.
Ye Xuan yang memangku jabatan sebagai Kepala Alkemis kota tak bisa terhindar dari banyaknya bahaya.
Dia yang berusia dikisaran 20-an tahun sungguh diberkahi langit karena bisa menguasai Dao Alkemia di usia muda belia. Bakat medisnya sungguh bagai menentang surga. Meski itu bisa dikatakan berkah, nyatanya dia juga tak kurang diincar bahaya dari berbagai pihak.
Semua orang yang mendambakan kekuatan mengandalkan Ye Xuan untuk membantu mereka agar bisa membuatkan pil untuk membantu tambahan nutrisi bagi kultivasi mereka.
Kadang Ye Xuan mengabulkan pesanan mereka, dan lebih banyak lagi yang ia tolak karena bisa jadi dia memang tidak berminat, atau karena dia paham latar belakang dan karakter pemesan yang datang padanya.
Dia dikenal sebagai Alkemis Dewa di negerinya. Tak kurang yang ingin menjadikan dia sebagai relasi karena tergiur akan pil-pil hebat buatan Ye Xuan. Namun, Ye Xuan tau tujuan orang-orang yang mendekatinya.
Oleh karena itu dia tetap teguh dan tetap berdiam di jabatannya sebagai Kepala Alkemis di Rumah Obat Kerajaan.
Rumah Obat itu meski didirikan pihak kerajaan, namun pihak kerajaan tidak berani menentang Ye Xuan. Kedudukan dia nyaris setingkat dengan Raja karena bakatnya.
Ye Xuan yang baru berusia tak lebih dari 30 tahun, pemuda tampan mempesona yang dilahirkan di keluarga bangsawan, menikmati hidup tentram sebagai tuan muda keluarga Ye yang ternama, sekaligus menjadi ahli alkemia terhebat di negerinya.
Kejadian dia dengan Gerombolan 5 Jahat dipicu tak jauh dari pil miliknya.
Beberapa hari lalu Yexuan berhasil membuat pil yang menggemparkan Ibukota. Itu adalah pil murni tingkat dewa bernama Pil Abadi.
Pil itu bisa menambah rentang usia manusia selama seribu tahun. Para kultivator dan pemburu kekuatan serta kekuasaan mana yang bisa tenang mendengar tentang pil tersebut? Apalagi efek samping pil itu ternyata bisa menaikkan tingkat kultivasi sebanyak 4 tingkat.
Pil gila macam apa pula itu?!
Tak heran Ye Xuan diburu, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Dan Gerombolan 5 Jahat adalah kelompok ketujuh yang sudah memburunya secara nyata.
Melesat usai melemparkan Lightning Blast kedua, Ye Xuan terbang ke arah selatan dengan sisa tenaga yang dimiliki. Qi-nya makin menipis seperti kesadarannya saat ini. Racun itu sungguh cepat bereaksi menghabiskan Qi-nya.
Langkah kaki Ye Xuan sampai di tepi jurang. Seketika dia menyadari kebodohannya karena malah menuju ke sisi hutan yang ini.
Jurang di hadapan Ye Xuan adalah Jurang Tanpa Batas. Diyakini siapapun takkan pernah terlihat jasadnya jika telah terjatuh ke jurang tersebut. Dirumorkan di dasar jurang terdapat makhluk buas teramat banyak yang akan melenyapkan tubuh yang terjatuh ke bawah.
"Hahaha!" tawa Otot Baja sebagai pemimpin gerombolan. Ia puas melihat Yexuan kini terjebak di tepi jurang bagai binatang sudah tak punya daya di perangkap.
Yexuan berbalik ke mereka, seraya sekilas melirik jurang menganga ada di belakangnya. "Kenapa kalian selalu mengejar pilku?!" teriak Ye Xuan nyaris terdengar putus asa.
Rekan Otot Baja mengusap hidungnya disertai pandangan meremehkan Ye Xuan, maju ke arah pemuda itu. "Salah kau sendiri berani menolak Tuan Bei. Kami sudah berkali-kali meminta secara sopan padamu untuk menyerahkan pil-pil itu, tapi kau keras kepala dan lebih memilih mati."
"Dan alangkah bagusnya tempat yang kau pilih ini, Ye Xuan! Jurang Tanpa Batas! Hahaha!" Rekan lainnya menyambung sambil terbahak senang.
"Ye Xuan, lekas kemari dan berikan botol pil di cincin ruangmu, maka kami akan memberimu penawar racun."
Ye Xuan berusaha memfokuskan pandangan yang mulai kabur. Ototnya kian lemah meski dia sudah memacu Qi-nya ke segala tubuh. Keringat dingin kian membasahi tubuh yang sempoyongan hampir ambruk.
Apakah dia memang harus mati di sini? Di Jurang Tanpa Batas ini? Bahkan dia belum menyatakan cintanya pada Xiu Ying. Seketika wajah manis gadis itu terus menari di depan matanya bagai sebuah fatamorgana.
"Apakah kau perlu kudorong atau kau rela melompat sendiri, Ye Xuan?" Otot Baja mengejek. Senyumnya miring sambil ia sampirkan goloknya di bahu dengan santai mendekati pemuda malang itu.
Gerombolan penjahat itu disewa oleh Tuan Bei untuk memburu botol pil di tangan Ye Xuan. Imbalan yang sangat tinggi sudah disiapkan jika mereka bisa melaksanakan perintah. Otot Baja tadi hanya mengejek Ye Xuan, mencoba menakuti pemuda itu karena ia tau tingkat kultivasi si pemuda tidak sehebat ilmu alkemianya.
Otot Baja berencana untuk melemparkan Tali Perak untuk mencegah tubuh Ye Xuan jatuh ke jurang dan tentu sudah ia bayangkan Ye Xuan tidak bisa berdaya lagi di bawah kuasa racun iblis yang langka dan pasti mereka berhasil merebut cincin ruang di jemari Ye Xuan.
Dalam bayangan Otot Baja, bahkan dia sudah melihat setumpuk koin emas dari Tuan Bei.
"Sampai kapanpun aku takkan menyerahkan pil ini pada kalian meski aku sudah menjadi hantu sekalipun!" teriak Ye Xuan penuh kebencian. "Hiyaaakhh!" Ia maju ke arah Otot Baja sambil ayunkan pedang kesayangannya, Thunder Blue Wind.
Trang!
Thunder Blue Wind beradu langsung dengan golok Otot Baja.
"Hanya segini kemampuanmu, Ye Xuan? Hahaha! Kau payah! Hiyaaghh!" Otot Baja menyerang membabibuta tanpa jeda ke Ye Xuan tanpa perduli pemuda tampan berusia 25 tahun itu di ujung limit tenaganya.
Rekan Otot Baja hanya sebagai penonton saja, meledek Ye Xuan, "Menyerah saja, Ye Xuan. Jika kau mau berlutut di depan kami dan menyerahkan cincin ruangmu, kami tentu akan memberi kemudahan padamu dan akan mengantarmu pulang."
Namun Ye Xuan tidak menghiraukan kalimat hinaan itu.
Disisa-sisa kesadarannya, Ye Xuan terus berupaya menangkis tebasan beruntun golok ganas Otot Baja. Hingga dia tak sadar kakinya makin mundur dan mendekati bibir jurang. Pandangannya sudah kabur sepenuhnya, hanya siluet samar dari Otot Baja yang bisa tertangkap mata, terlebih di malam buta begini.
Ye Xuan tau ia sudah tak ada harapan lagi. Tapi ia tetap tak mau menyerah. Meskipun ia harus mati di sini, ia akan terus melawan dan mati terhormat nantinya. Jangan harap ia mau tunduk menyerah.
"Ye Xuan sampah! Kau hanya serangga keras kepala! Hiyaaakhh!" teriak Otot Baja sambil lemparkan Tali Perak yang siap mencengkeram kuat tubuh Yexuan untuk menangkapnya. Ia sudah melihat sepeti penuh koin emas dari Tuan Bei dalam bayangannya.
Namun, di titik nadir akal sehatnya, Ye Xuan menyadari tali itu yang akan menjangkau tubuhnya. Ia tau jika sampai tubuhnya ditangkap tali itu, maka nasibnya sama saja dengan kematian. Dan jika pil serta manuskrip ramuan itu sampai jatuh ke Tuan Bei, tak bisa ia bayangkan akan bagaimana ujung dari kedamaian dunia.
Maka, jika memang berakhir sama-sama ke kematian, ia lebih memilih kematian terhormat sekaligus menyelamatkan dunia.
Tak pelak, Ye Xuan meledakkan energi Qi tersisa ke pedangnya untuk menebas tali yang nyaris mencapai pinggangnya, lalu dia terbang ke arah jurang.
Ia sudah pasrah. Dan ia berharap tubuhnya takkan diketemukan.
"Ayah, maafkan anakmu yang tak berguna. Ibu, kuharap kau tidak menangisi anak bodohmu ini. Xiu Ying... ah, Xiu Ying... sudah terlambat..."
Pandangan Yexuan terasa kosong, tubuhnya mendadak ringan bagai menyatu dengan angin malam yang dingin. Jurang Tanpa Batas telah menyambutnya, siap mendekap tubuh tanpa tenaga itu di dasar nanti.
"Haahh!" pekik Yexuan sembari buka matanya sekuat tenaga. Ternyata ia tidak di dasar jurang. Kebingungan, Yexuan menatap sekitar. Apakah dasar Jurang Tanpa Batas memang begini rupa? Kenapa ini justru mirip sebuah ruangan meski Yexuan sendiri tak yakin.
Ruangan? Kamar?
Tapi... ini sepertinya bukan kamarnya. Kamar siapa? Apakah ada seseorang menyelamatkan dia? Atau... selama ini dia cuma bermimpi? Pertarungan melawan 5 Gerombolan Jahat itu... mimpikah?
Menyipitkan mata, lalu sadar dirinya terduduk di sebuah kursi yang aneh. Berusaha fokuskan pandangan, kerjap-kerjapkan mata, kini dia mulai bisa melihat jelas dan terang.
Cahaya terang macam apa ini? Apakah ada ribuan lilin hingga seterang ini? Dan ketika dia melihat ke samping kiri, ia terkejut setengah mati. Pergelangan tangan kirinya berlumuran darah. Ada sayatan dan ada pisau berbentuk aneh di dekatnya.
Secepat kilat, Ye Xuan segera hentikan pendarahan pada tangannya menggunakan aliran Qi. Ia meringis menahan perih yang menusuk. Apakah ia akan mati untuk kedua kali? Tapi kenapa bisa tangannya tersayat?
Bukankah harusnya tubuhnya luluh lantak atau hancur berkeping-keping jika memang dia terjatuh ke jurang?