"Siapa?" tanya ibu tak sabar karena aku dan Bang Rivan sama-sama diam. Aku sih sengaja terus diam dengan tatapan mengancam pada Bang Rivan agar ia ketakutan. "Calon istri baru ayah." Umi yang akhirnya menjawab membuat mata Bang Rivan langsung melebar kaget. Wajahnya semakin pucat saja dan dia mengusap wajah dengan gelisah. "Ha ha." Bang Rivan tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala, wajahnya tak bisa dipungkiri terlihat pucat pasi. "Mana mungkin, Umi ada-ada saja, ha ha." Bang Rivan kembali tertawa kecil. "Dia adalah ... dia, dia pembantu baru di rumah ini, Bu," jawab Bang Rivan dengan gugup. "Iya, pembantu. Aku tidak ingin Ila yang sedang hamil kelelahan, jadi aku carikan dia pembantu," ucap Bang Rivan lagi sambil berjalan mendekat ke arahku lalu merangkul bahuku. "Iya kan, Sayang