Wak Tima menggelengkan kepalanya saat Syarif, Pak RT, mengatakan kepadanya bahwa Ola tidak ingin keluarga besannya tahu tentang penangkapan dirinya. Dia juga tidak ingin anak-anaknya mengetahui bahwa dirinya sedang ditahan. Wak Tima mengurut dadanya memikirkan nasib sahabatnya itu. “Dia takut besannya malu, Tima. Punya besan napi. Dia juga nggak mau anak-anaknya malu. Dia cuma pesan jika seandainya ada yang nyariin dia, bilang saja dia sedang mencari tau keluarganya di Surabaya. Begitu….” “Ya, mana bisa gitu, Pak RT. Mereka harus tau. Ini Ola pagimane si. Cepat atau lambat pasti mereka tau,” “Katanya kecuali kalo terlanjur tau … gitu.” Tidak puas mendengar keinginan Ola, akhirnya Wak Tima menjenguk Ola hari itu juga. Dia serahkan urusan laundry ke menantunya. Ada juga Pak RT yang ikut