Perempuan dengan jas putih itu mematung di depan Abbas. Ia yang selama ini lebih memilih menyembunyikan diri akhirnya berani muncul di hadapan pria yang sempat mengisi hari-harinya. Abbas adalah teman sejawat, sahabat sekaligus rekan seperjuangan yang tidak akan pernah bisa ia lupakan. “Sedang apa kau di sini?” tanya Rana dengan perasaan gugup. Ini pertemuan mereka setelah sekian lama. “Ada yang kecelakaan,” jawab Abbas mencoba sesantai mungkin. “Siapa? Keluarga?” Abbas menggeleng. “Hanya pekerja.” “Pekerja? Dan kau mengikutinya sampai ke sini?” “Ya. Kebetulan aku yang bertanggung jawab.” “Oh, begitu?” “Ya. Bagaimana kabarmu?’ Bodoh. Mengapa harus bertanya kabar? Abbas cukup menyesal