Nyaris tak ada yang menduga permintaan Daisha sebelumnya. Tak cukup hanya dengan menjadi istri Arafan. Daisha rupanya menginginkan hal lebih. Segera Arafan menarik tangan perempuan itu lalu mengajaknya keluar. Lebih seperti menyeret secara paksa. "Apaan sih, Fan!" sentak Daisha saat pintu apartemen itu tertutup rapat. "Kamu gila, Sha? Di kontrak juga udah ilang kan, poinnya? Masih mau usaha?!" Arafan menunjuk pelipisnya. Merasa kalau Daisha sudah berpikir di luar logika. "Aku istrimu. Apa salahnya saat aku menuntuk hakku, Fan?" Daisha entah jujur atau pura-pura tampak begitu mengharapkan Arafan mau memahami perasannya. Ia terlihat tulus akan hal itu. "Gak, Sha. Aku gak mau kita tinggal bersama. Di apartemen ini? Tidak mungkin, Sha. Ada Andara sama Hira juga." Membanyangkannya saja