Semalaman Tari duduk di sisi pembaringan Raka. Raka sempat sejenak sadarkan diri, tapi ia mengeluh kepalanya sakit, kemudian memejamkan matanya lagi. Dokter mengatakan itu efek dari benturan yang cukup keras di kepalanya. Mata Tari bengkak, pipinya sembab. Saat ini ia sendirian, kedua orang tuanya dan kedua orang tua Raka, beserta nenek kakeknya tengah menjalani ibadah umroh. Tari merasa tidak enak untuk mengabari mereka, takut ibadah mereka terganggu. "Selamat pagi, Permisi" Suara ketukan di daun pintu mengejutkan Tari yang baru ke luar dari kamar mandi. Dibukanya pintu ruang perawatan, tampak seorang dokter pria dan tiga orang perawat wanita berdiri di depannya. "Tari...Mentari! Kok bisa ada di sini?" Dokter itu menatap Tari dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. "Mas Firdaus,