Pertemuan Wilson Dengan Chris

965 Kata
Chris hanya bisa mengurungkan niatnya membeli Cake tersebut. Walaupun ia sangat menyukainya. Ia kemudian berjalan sambil menunduk memikirkan kehidupan ibunya. Tak lama kemudian langkahnya terhenti dan menatap sejumlah pria yang berpakaian hitam berdiri di luar gedung tinggi itu. Gedung tersebut adalah tempat pertemuan Wilson dan geng mafia lainnya. Chris melangkah mendekati gedung tinggi yang megah itu, dengan hati berdebar-debar dan rasa penasaran yang memuncak. Saat dia semakin dekat, dia melihat beberapa pria berbadan besar berjaga di pintu masuk gedung. "Adik kecil, kenapa kamu ke sini? Apakah kamu mencari seseorang?" tanya salah satu anggota yang berjaga di luar, dengan tatapan curiga. "Paman, di sini tempat apa? Kenapa begitu banyak mobil mewah?" tanya Chris dengan nada polos, menampilkan rasa kagum di wajahnya. "Di sini tempat mafia berkumpul, Adik kecil, lebih baik kamu pergi sana," jawab anggota tersebut dengan nada keras, berusaha menakut-nakuti Chris. "Apakah aku bisa masuk ke dalam? Aku ingin mencari papaku. Kalau tidak ada, aku akan pergi. Aku hanya akan melihat dan tidak akan menganggu!" pinta Chris dengan nada memelas, berharap bisa meyakinkan pria-pria itu. "Apakah papamu adalah mafia, dan siapa namanya?" tanya mereka. "Papaku bekerja di sini sebagai pekerja harian, Mamaku sedang sakit dan aku ingin menemui papaku," jawab Chris dengan alasan. Para anggota itu saling bertukar pandang, ragu apakah harus membiarkan Chris masuk atau tidak. Akhirnya, setelah berbisik-bisik sejenak, salah satunya berkata, "Baiklah, Adik kecil. Tapi ingat, jangan buat masalah di sini, dan jangan lama-lama. Jika tidak, kami tidak bisa menjamin keselamatanmu." Chris mengangguk cepat, merasa lega karena berhasil meyakinkan mereka. Dengan hati-hati, ia melangkah masuk ke gedung itu, dengan ditemani oleh mereka. Chris melangkah pasti memasuki ruangan perkumpulan para ketua mafia. Ketika pintu terbuka, ia menemukan dirinya di tengah-tengah para penjahat paling berbahaya dan ditakuti di kota. Namun, bukannya merasa takut, Chris merasa kagum dengan keberanian dan kekuatan yang terpancar dari para mafia yang berkumpul di sana. "Wah... ini adalah dunia mafia, sungguh luar biasa," gumam Chris sambil melirik ke sekelilingnya. Ia terpesona dengan suasana misterius yang menyelimuti ruangan itu. "Tapi, kenapa hatiku sangat ingin masuk ke sini, padahal aku tidak mengenal siapa pun," batin Chris sambil merasa ada sesuatu yang menghubungkannya dengan para mafia ini. Sementara itu, sebagian bos mafia yang melihat kedatangan Chris mulai berbisik-bisik. Tatapan tajam mereka mengamati Chris dari atas hingga bawah, mencari tahu apa yang membuat anak kecil ini berani masuk ke markas mereka. "Kalian melihat itu? Anak itu mirip sekali dengan Wilson," bisik salah seorang bos mafia kepada rekan-rekannya. Tak bisa dipungkiri, wajah Chris memang memiliki kemiripan dengan Wilson, seorang mafia yang paling ditakuti. "Benar, mungkin dia adalah anak Wilson yang lain," sahut bos mafia yang lain. "Tidak mungkin, Wilson bukan mafia gila wanita. Hingga saat ini saja masih belum memiliki pacar. Sedangkan anaknya tidak ada yang tahu siapa ibunya!" bisik rekannya. Chris berdiri di sana memperhatikan suasana di sekelilingnya. Ruangan itu dipenuhi oleh kerumunan orang yang sedang mengadakan jamuan makan dan minum. tetapi di antara keramaian, Wilson menonjol di antara yang lain. Chris tidak pernah melihat wajah itu sebelumnya, namun ada sesuatu yang sangat familiar tentang Wilson yang membuat Chris merasa terhubung dengannya. "Kenapa dia mirip denganku? Siapa paman itu?" gumam Chris dalam hati, sambil menahan dadanya yang berdebar. Tak mampu menahan rasa penasaran, Chris mengumpulkan keberaniannya dan mulai melangkah perlahan mendekati Wilson yang sedang sibuk berbincang dengan seorang pria berpenampilan mencolok. Chris tak mampu memahami mengapa pria itu begitu mirip dengannya, dan mengapa perasaan sedih yang mendalam tiba-tiba menyelimuti hatinya. Tanpa disadari, kehadiran Chris di meja tersebut mulai menarik perhatian para mafia yang ada di sekitar Wilson. Chris berdiri tegak di samping Wilson, matanya memandang penuh penasaran pada sosok pria berjas di depannya. Tangannya yang kecil menggenggam erat lengan jas Wilson, seolah-olah dirinya merasa dekat dengan ketua mafia itu. "Paman," seru Chris dengan suara gemetar. Mendengar panggilan tersebut, Wilson menoleh dengan cepat ke arah anak itu. Matanya memperhatikan wajah Chris yang polos dan terlihat sedang sedih. Mata anak itu berkaca-kaca seakan merasakan siapa pria di hadapannya. "Wilson, siapa anak ini?" tanya salah satu anggota mafia yang duduk di dekatnya, "Kenapa begitu mirip denganmu?" Mengabaikan pertanyaan tersebut, ia mengelus kepala Chris dengan lembut, berusaha menenangkan anak itu,"Nama kamu Chris, ya?" tanya Wilson dengan menatapan dalam. "Iya, maaf karena menganggu. Aku hanya penasaran dan masuk ke sini," jawab Chris. Sementara itu, para anggota mafia yang lain mulai bergumam, merasa heran mengapa Wilson, seorang pria dingin dan kejam, tiba-tiba menunjukkan rasa simpati kepada seorang anak yang tak dikenal. Vic yang melihat Chris muncul di sana, Ia pun langsung menyapanya," Hai, kenapa kamu ada di sini?" Chris tersenyum melihat Vic dan berkata," Aku hanya jalan-jalan." "Kamu sudah makan?" tanya Wilson yang menyentuh wajah Chris yang tampan dan mengemaskan. "Belum, Paman. Aku pergi dulu. Karena mama sedang menungguku!" pamit Chris dengan sopan dan menunduk. Anggota yang berjaga di luar langsung melangkah cepat, menghampiri Chris karena melihatnya mendekati Wilson. "Maaf, Bos, kami tidak seharusnya membiarkan dia masuk," ucap salah anggota yang menarik tangan Chris dengan kasar sehingga membuat anak itu menahan sakit. Wilson langsung menahan tangan pria itu dengan erat dan menatap dengan tatapan aura membunuh," Siapa yang menyuruhmu menyentuhnya?" Anggotanya kesakitan hingga melepaskan genggamannya pada Chris. "Maaf, Bos," ucap anggotanya yang menahan sakit. Aksi Wilson menarik perhatian semua tamu yang di sana, mereka menatapnya dengan rasa penasaran. "Paman, Tolong lepaskan tanganmu. Aku tidak apa-apa!" pinta Chris yang menyentuh tangan Wilson. Wilson yang mendengar permintaan Chris, ia pun langsung melepaskan tangannya. "Pergi dari sini!" perintah Wilson. Mereka hanya bisa menurut perintah dan beranjak dari sana. "Kamu terluka?" tanya Wilson yang memeriksa tangan mungil anak itu yang terdapat bekas genggaman dari pria tadi. "Aku tidak apa-apa, dan tidak sakit. Paman, terima kasih. Aku harus pulang sekarang," ucap Chris. "Di mana orang tuamu, kenapa kamu sendirian di luar?" tanya Wilson. "Mama di rumah sakit," jawab Chris. Jawaban Chris membuat Wilson diam seketika.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN