"Iya, Pa. Tapi berat," tuturnya. Fadlan menoleh. Tumben-tumbennya anaknya ini bilang berat. Biasanya selalu bisa melewati rintangan apa saja. "Abang butuh teknisi." "Kan kamu juga teknisi, bang." "Ya, tapi gak semua bisa abang kerjain, Pa." Fadlan mengangguk-angguk paham. Sebisa apapun mengerjakan suatu hal pastinya tetap membutuhkan bantuan orang lain. "Ya sudah. Coba saja dulu dirancang, nanti Papa bicara kan dengan om Regan." Farrel mengangguk setuju. "Tapi kalau bisa, Pa, abang juga ikut." Fadlan menepuk bahunya. Tentu saja anaknya ini ikut. Kan anaknya yang punya ide. Ia sih senang-senang aja meski jadi bahan percobaan anaknya. Ceritanya, anaknya ini ingin membuat aplikasi untuk rumah sakit yang terintegrasi. Jadi di dalam aplikasi itu, ada beberapa rumah sakit di berbagai wil