"Tangan....." Vanessa memperingatinya. Ia baru sadar kalau hanya tinggal ia dan Regan di sini. Ia berdesis. Sebenarnya, musuh akan datang ke sini atau tidak sih? Kok tak datang-datang? Mana suasana di pulau begini dan berada di tengah-tengah hutan ya tentunya sangat dingin di malam hari begni. Ia juga hanya berbalut baju dinas kalau sedang seperti ini. "Dingin kali....," ujarnya dan tetap masih membiarkan tangannya begitu santai merangkul Vanessa. Tentu saja Vanessa langsung mengiriminya tatapan tajam. Tangannya disingkirkan. "Helah. Apa bedanya aku nikahin kamu sama enggak." Ia mendumel. Itu adalah bentuk frustasinya. Hahaha. Meski jengkel toh ia tetap terpesona dengan wajah cantik itu bukan? "Dasar mesum." "Fitrahnya cowok emang begitu." "Cari sana cewek yang mau kamu jadiin temp