TJCPP 11

1058 Kata
Alvaerelle tersadar dengan beberapa jejak mata di pipinya. Sekelebat ingatan yang muncul dalam mimpinya membuat dia semakin kesal dengan keluarga ini. Keluarga yang bahkan meski dia tidak ada pun, gadis ini akan tetap terluka parah. Alvaerelle Zinsastra sudah menerima berbagai macam penderitaan. Sebenarnya mereka bernasib cukup sama. Bagaimana pun, orangtuanya pun kecelakaan dan dititipkan pada bibinya. Namun, permasalahan Alvaerelle lebih rumit ketimbang dari apa yang sebelumnya dia pikirkan. Bagaimana mungkin kesalahan orang lain malah dilimpahkan kepada orang-orang yang tidak bersalah, seperti Alvaerelle. Alvaerelle seharusnya melakukan sesuatu untuk dirinya atau mereka akan bernasib sama. “Selamat pagi, Nona. Sepertinya Anda terlihat lebih baik-baik saja pada hari ini,” sapa Leia dengan senyumnya yang cerah. Sayangnya dia belum terbiasa karena pelayan itu terlihat seperti karakter-karakter jahat pada komik. Ah, jika dia pikirkan, apa alasannya berada di tubuh Alvaerelle adalah karena dirinya sudah mati? Seperti yang terjadi pada komik, kehidupan keduanya berada di dunia lain. Ini bukanlah sebatas bunga tidur. Kehidupan kedua yang terlalu mirip dengan apa yang terjadi pada kehidupan nyatanya. Mungkin Tuhan menginginkan dia untuk mengubah takdir Alvaerelle. Bagaimana pun, gadis itu sudah diperlakukan dengan buruk selama hidupnya. Namun, bagaimana caranya agar dia dapat menentang apa yang terjadi ke depannya? Alvaerelle cukup kebingungan. Ini jauh berbeda dengan kehidupannya yang modern. “Nona?” panggil Leia lagi, “apa ada yang sedang mengganggu pikiran Anda?” “Aku hanya bingung. Kamu pernah bilang padaku, kalau sebenarnya aku memiliki mana yang berbeda dari sebelumnya. Aku tidak paham,” ucap Alvaerelle pelan. Dia tidak mau sampai orang-orang yang mendengar ucapannya malah marah atau bahkan menyampaikan ini kepada Gaylia. Melihat hubungan Alvaerelle yang tidak baik saja, sepertinya sembarangan bicara akan berakibat buruk. Jadi dia hanya dapat mengucapkan pada orang terpercaya. “Rasanya agak aneh karena harus menjelaskannya. Mana adalah pelajaran dasar bagi kaum elf. Mana merupakan energi sihir yang dimiliki oleh suatu makhluk. Bangsa Elf memiliki mana, tetapi tidak semuanya dapat menggunakan sihir. Kita bisa dibilang adalah para elves yang memiliki mana tetapi tidak dapat membuka sihir. “Hanya kalangan atas saja yang bisa. Itu pun keluarga bangsawan saja seperti Elpetor, Naeran dan Elaqirelle saja yang mampu menggunakan kekuatan sihir. Ini dikarenakan mereka memiliki gen dari para peri cahaya yang tinggal di atas langit. Selain itu, elf dengan mata merah dan berkulit pucat biasanya memiliki sihir karena mereka dipengaruhi oleh para elf gelap. “Para elf dari sisi gelap mendapatkan kekuatan sihir kegelapan dari dunia bawah. Mereka juga tidak pernah akur dengan ras kita—elf sisi terang. Meski begitu, sebagian kecil dari mereka memiliki kemampuan dasar seperti sihir terlarang,” jelas Leia. Alvaerelle mengangguk dan mencoba mencatat dalam otaknya. Untung saja dia memiliki memori yang baik. Jika tidak, dia harus mencatat beberapa poin penting. Sayangnya, itu malah akan menimbulkan kecurigaan bagi siapa pun. Sedangkan dia tidak mau sampai itu ketahuan. Jadi lebih baik dirinya bungkam saja. Cukup menyimak dengan baik. “Lalu apakah maksud kamu, aku memiliki mana para elf gelap atau malah setara dengan keluarga bangsawan?” tanya Alvaerelle sangat antusias. “Mana yang aku rasakan dari Anda lebih unik daripada keluarga bangsawan. Aku tidak dapat menebak banyak hal. Namun, ini jauh lebih meningkat dibandingkan dulu. Mana Anda tidak terlihat sama sekali,” balas Leia. Setelah percakapannya dengan Leia cukup berjalan baik, dia pun segera mempersiapkan diri. Menurut ingatan Alvaerelle, pagi-pagi dirinya akan dipaksa untuk membuatkan sarapan. Parahnya, meski dia mandiri di zamannya, Alvaerelle tidak dapat memasak. Ya, di zamannya dia lebih cenderung membeli masakan saja. Namun anehnya, ketika dia berada di dapur dan memegang pisau, dia seakan tahu apa yang harus dirinya masak. Jika pemikirannya benar, maka ingatan Alvaerelle masih sangat jelas. Tubuhnya mengingat baik segala hal yang sudah dipelajari. Mungkin memanah pun dapat dia lakukan. Di kehidupannya kali ini, dirinya akan memastikan kalau tidak akan ada yang berani menindas. Bahkan Alvaerelle yakin kalau orang yang menindasnya akan jengah. Alvaerelle adalah perempuan kuat dengan caranya sendiri. Sarapan kali ini tidak disertai dengan kemeriahan. Tidak ada yang berbicara satu pun. Bahkan suara orang mengunyah pun tidak dapat Alvaerelle dengar. Sepertinya dia harus membiasakan diri untuk makan perlahan. Walau agak sulit, karena dulu dirinya lebih terbiasa makan dengan cepat karena tiap waktu sangat berharga untuk menentukan hidupnya. Sampai para pelayan pun membereskan makan Keluarga Zinsastra. Meninggalkan Alvaerelle dan tatapan tajam dari tiga orang yang memuakkan. Dia akan tunjukkan bagaimana kuatnya seorang perempuan yang selalu ditindas dengan tidak benar. Sikap pemberani dari sosok  Alvaerelle tidak miliki. Ya. Apa pun itu, dia akan menghentikan omong kosong ini. “Alvaerelle Zinsastra, kamu sudah melakukan banyak hal yang sangat merekpotkan bagi kami. Aku memungutmu bukan hanya bersenang-senang. Kali ini kamu harus membayar segala jasa kami. Kamu bisa bertahan hidup hingga sekarang pun karena kami,” ucap Durlan Zinsastra, tuan rumah dari keluarga ini. Alvaerelle acuh tidak acuh saat mendengarkannya. Dia sudah tahu apa yang akan keluarga ini minta. Kenapa pula harus bertele-tele. Harusnya mereka mengatakan langsung pada poin penting yang ingin mereka utarakan. Mendengarkan ceramah panjang itu memuakkan, Bagaimana mungkin Alvaerelle bisa bertahan dengan keluarga ini?! “Kami ingin kamu menjadi pengganti tunangan dari Pangeran Myrin. Ini adalah suatu kehormatan karena bahkan kamu pun akan menyelamatkan nyawa Gaylia. Besok pagi, sembuh atau tidak, kamu akan pergi ke kediaman pangeran.” “Aku mengerti, Tuan Durlan. Aku akan pergi dan menjadi pengganti tunangan Pangeran Myrin,” ucap Alvaerelle dengan senyum yang mengembang. Itu cukup sukses karena orang-orang itu tahu kalau Alvaerelle tidak ingin dijadikan pengganti. Dia sendiri cukup paham apa kata pengganti itu. Pangeran Myrin tidak akan menganggapnya atau bahkan mencintainya. Pria itu hanya akan menganggapnya sebagai tunangan. Segera mungkin Alvaerelle pun berdiri, meninggalkan jamuan makan yang seharusnya sudah berakhir sejak tadi. Leia segera menyambutnya. Gadis itu berniat untuk membawanya ke kamar dan mengobati lebih jauh lagi. Alvaerelle pun mengembuskan napasnya. Entah apa lagi yang diinginkan oleh orang tua tidak tahu malu ini setelah dia berhasil meninggalkan kediaman Zinsastra. Andai di sini ada polisi dan hukum yang kuat, Alvaerelle bersumpah akan membuat keluarga Zinsastra mendekam di dalam penjara atas apa yang telah mereka lakukan pada Alvaerelle selama ini. “Nona, apa Anda yakin akan bisa bertahan di dalam perjalanan ke kediaman pangeran? Kudengar, dengan kuda saja memerlukan waktu dua hari penuh dari tempat ini. Belum lagi, kondisi Nona Alvaerelle belum tentu stabil. Jadi bagaimana jika Anda meminta waktu lebih?” bisik Leia pelan. Alvaerelle menggelengkan kepalanya. “Tenang saja. Aku yakin semua akan baik-baik saja.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN