TJCPP 6

1059 Kata
"Oh Oncith, aku harap kamu tidak menjodohkan laki-laki pilihanku dengan seorang kurcaci. Ah ya ampun, aku harusnya tidak mengusulkan itu," ucap Rychell penuh penyesalan. Jika dia berada di kawasan elf, sepertinya Oncith pergi ke kawasan kurcaci. Itu akan sangat buruk. Jauh dari ekspetasi. Semoga saja para kurcaci tidak meiliki perempuan sesuai kriteria Oncith. - - - - - - - - - - - - - - - Oncith  baru saja beristirahat di sebuah pohon. Dia belum menemukan gadis yang sesuai dengan kriterianya. Rychell pasti sudah menemukan orang yang tepat untuk jadi pasangan. Ya, tidak ada hambatan karena dia tidak ada di sana. Ucapan peri bunga mawar biru itu ada benarnya. Terlalu sulit untuk menemukan orang yang sesuai dengan kriterianya. Bukan hanya orang, bahkan makhluk lain pun mungkin tidak ada. Dia harusnya menurunkan standar untuk mencari gadis-gadis itu. Namun, Oncith ingin seperti peri anyelir dan peri bokor. Keduanya juga sama seperti dia, tetapi sangat hebat dalam menentukan pasangan. Huh. Kenapa dia tidak semudah itu mencari orang yang tepat? Oncith mengembuskan napas dan melihat beberapa elf tengah berburu. Sepertinya ini menjadi hari berburu bagi Kerajaan Fayfault. Dia sempat mengetahui kalau kerajaan itu didiami oleh peri kalangan atas. Masih satu saudara dengan para peri bunga seperti dirinya. Di antara berburu ini, terlalu banyak perempuan yang jago dan tidak satu pun terlihat tidak berdaya. Jauh dari kriterianya. "Seorang Putra mahkota memang membanggakan. Tidak aku beliau mampu menembak tiga panah pada tiga buruan yang berbeda," bisik-bisik para penjaga dengan telinga runcing di bawah sana. Oncith ikut menguping. Tubuhnya yang lebih kecil ini jadi membuatnya lebih banyak mendengar dan melihat apa yang tidak dapat diraba oleh makhluk besar. Cukup menguntungkan dalam beberapa hal. Menurutnya Putra Mahkota yang mereka bilang itu cukup menarik. Sepertinya orang yang sangat hebat. Seorang laki-laki berambut hitam rapi dengan pakaian santai pun masuk ke dalam arena. Laki-laki itu membawa busur dan anak panah. Sepertinya baru selesai berburu. Matanya yang berwana cokelat itu terlihat sangat indah. Cocok sekali jadi pasangan dari gadis yang dia cari-cari. "Pangeran Myrin!" Panggilan itu membuat Oncith semakin berbinar-binar. Elf muda yang sangat-sangat cocok dengan pilihannya. Oh, apakah Slyvia akan menyetujuinya? Dia harap begitu. Selain tampan dan hewat, Pangeran Myrin juga terlihat sangat pemberani. Sungguh membuat Oncith bahagia. Emosinya yang tidak stabil pun memunculkan bunga mawar di mana-mana. Itu pula yang memunculkan kebingungan bagi orang-orang di bawahnya. Bunga mawar merah muncul di mana-mana. Menyadari hal itu, Oncith menelan ludah. Segera saja dia bersembunyi di balik pohon. "Pangeran, apakah ada musuh dari wilayah tetangga mengikuti Anda?" ucap para prajurit itu. "Ini memang sihir, tetapi tidak terlihat berbahaya. Ini hanya sebatas bunga mawar saja. Aku akan memeriksa keadaan. Kalian cobalah lihat ke tempat sekitar," ucap Myrin dengan tegas. Oncith menutup mulutnya. Meskipun dia bicara, belum tentu Myrin akan mendengarnya. Namun, dia terlalu panik. Para peri biasanya memiliki kemampuan berbeda-beda. Elf seperti Myrin mungkin pula dapat mendengarkan suara sekecil apa pun itu. Oh tidak, Dewi Bunga akan menghukumnya jika tahu dia malah mengacaukan misi. Para pengawal itu pergi menjauh, tetapi Myrin belum juga pergi. Soal, Oncith harus apa? Terutama ketika dia sadar jika elf laki-laki itu tengah menerawang ke tiap pohon. Seolah mencari penyusup yang bersembunyi. Oncith tidak tahan lagi. Semoga saja satu penawaran dapat membebaskannya. Dia harap Rychell tidak akan menemukan seorang laki-laki yang tepat. Oncith langsung menyapa dengan senyum canggungnya. "Ha ... Halo, aku Oncith. Seorang peri bunga yang ditugaskan untuk memberimu berkah oleh Dewi Bunga." - - - - - - - - - - - Di satu sisi Rychell melihat ke segala arah. Ada laki-laki yang sejak tadi menarik perhatiannya. Sesuai dengan harapannya. Peri bunga memiliki kemampuan untuk melihat aura seseorang. Dia cukup memiliki level tinggi dalam melihat aura seseorang. Itulah yang memacunya untuk memilih seseorang yang tepat. Seorang laki-laki berambut biru, pintar dalam diplomasi. Bahkan sejak tadi elf itu dengan mudahnya menarik hati lawan bicara. Akan bagus kalau begitu. Serumit apa pun hidup dari gadis yang dijadikan kriteria oleh Oncith. Dia tidak perlu khawatir lagi kalau begitu. Sekarang, tinggal mencari cara agar bagaimana dia dapat memberi berkah padanya. Sampai saat ini dia belum menemukan momen yang tepat. Ya, elf muda berambut biru itu begitu sibuk. Sering berbicara dan menemui seseorang. Bahkan kadang menemui para pedagang. Andai dia dia berubah menjadi anak kecil, itu mungkin bagus. Namun, peri bunga tidak memiliki kemampuan sihir sampai sana. "Tuan Elaqirelle, ini sepertinya menjadi hari yang sibuk untuk Anda lagi," ucap seorang pedagang buah yang tengah menyapa laki-laki tersebut. Laki-laki tersenyum. "Bibi tahu pasti apa saja kegiatanku. Namun, ini kulakukan demi Fayfault. Menjaga perasaan para rakyat juga sama pentingnya dengan menjaga kerajaan itu sendiri." "Tuan Elaqirelle benar-benar perhatian. Andai saja Anda yang diangkat sebagai putra mahkota Kerajaan Fayfault. Pasti Negara ini akan aman dalam kendali," balas si pedagang. "Bibi pandai bergurau. Aku harus pergi sekarang, terima kasih atas basa-basinya," ucap Tuan Elaqirelle. "Tunggu, Tuan Elaqirelle! Bawalah ini untuk keluarga Anda," ucap pedagang dengan senang hati memberikan sekantung buah-buahan. Rychell sempat melihat kalau Tuan Elaqirelle tidak berminat. Bahkan terlihat menolak. Namun, bibi penjual justru tetap memaksa. Sampai akhirnya Tuan Elaqirelle pun mengambil sekantung buah-buahan dengan senang hati. Lalu segeralah laki-laki itu pun pergi ke tempat lainnya. Rychell turut mengikuti. Dia buru-buru terbang hingga sampai ke suatu menara. Entahlah untuk apa Tuan Elaqirelle ini pergi ke tempat yang sepi sekali seperti sekarang. "Katakan padaku, kenapa kamu terus mengikutiku?" ucap Tuan Elaqirelle tiba-tiba. Rychell menelan ludahnya. Padahal dia sudah yakin kalau dirinya memakai sihir agar tidak dapat dikenali. Namun, kenapa pria ini bisa menyadari kehadirannya? Dia mencoba berpikir baik kalau apa yang terjadi akan berakhir dengan baik-baik saja. Namun, harapannya pupus begitu saja. Tuan Elaqirelle menengok ke belakang. Tuan Elaqirelle terlihat sangat tampan dari depan, cocok, ini sangat cocok! "Peri kecil, aku bertanya padamu. Bicaralah sekarang atau aku akan memaksamu bicara," ucap laki-laki tersebut sambil menatapnya tajam. "Bagaimana bisa kamu melihatku? Aku yakin betul kalau sihirku seharusnya berfungsi dengan baik," jelas Rychell kebingungan. "Aku berbeda dari mereka semua, peri kecil. Jadi ada apa? Aku yakin kamu tidak ke tempat ini karena kehendak sendiri. Apa negara sebelah ingin memata-matai kami lagi?" ucapnya dengan sangat menusuk. Rychell menggeleng. "Aku utusan Dewi Bunga. Aku ingin memberikanmu berkah. Sepertinya kamu kesulitan untuk mendapatkan jodoh karena terlalu baik." "Alasan macam apa itu," ucap Tuan Elaqirelle yang lalu tertawa sekilas. "Setidaknya aku bisa memegang ucapanmu peri kecil. Sebaiknya kamu mencari orang lain saja. Aku tidak tertarik untuk jatuh cinta."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN