Perlahan mata Cella terbuka saat mencium aroma musk di dekatnya. Dia memekik ketika melihat d**a bidang seseorang di hadapannya, walau masih berlapis piyama. Dia langsung membekap mulutnya, takut mengganggu tidur seseorang tersebut. Dengan pelan-pelan Cella menjauhkan tubuhnya. Entah karena masih dalam pengaruh keterkejutan atau memang tidak disadarinya, sebuah lengan kekar masih bertengger manis di pinggangnya. Dia menyentuh lengan tersebut dengan sangat hati-hati dan perlahan memindahkannya. Albert merasa ranjang di sebelahnya bergerak dan dia pun mulai membuka matanya. “Cell, jam berapa ini?” tanyanya sambil mengusap-usap matanya. “Hm, jam enam pagi,” Cella menjawab setelah duduk dan melihat ponselnya. “Al?” Cella tiba-tiba teringat sesuatu. “Hm,” gumam Albert yang kembali memejamka