Saat Rea melihat Rio dekat dengan Misa, hatinya terasa perih. Pertanda apakah itu? Masih sulit untuk ditebak karena Rea tidak percaya dengan perasaannya saat ini. *** Rea masih berkaca di depan cermin wastafel, dia berusaha sekuat tenaga untuk tersenyum. Namun tiba-tiba air matanya menetes ke pipinya. Hujan pun masih belum reda, sepertinya hujan juga mengerti akan perasaan Rea saat ini. "Oh, tidak. Kenapa ini? Ada apa dengan air mataku, kenapa tiba-tiba keluar sendiri," gumam Rea bingung. "Rea," panggil Feny yang baru saja datang. Mendengar panggilan itu Rea buru-buru mengusap air matanya agar tidak diketahui sahabatnya, Feny. "Feny?" Feny perlahan mendekati Rea, lalu bertanya, "Rea, ada sebenarnya?" "Gak ada apa-apa kok, Feny." Rea mencoba tersenyum agar perasaannya terlihat baik-