Mencoba melakukan cara licik namun tidak ada efek yang signifikan, hanya sebentar lalu lenyap begitu saja, itulah yang Rio coba lalukan. Rea sudah menguatkan hatinya agar tidak patah semangat. *** Saat Rio di rumah, dia teringat Ibunya dan mencoba meneleponnya tapi yang mengangkat telepon itu adalah Ayahnya. Rio masih belum bisa mengatakan apa-apa. "Rio... Ada apa denganmu? Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak kengen sama Papa?" tanya Ayahnya. "Papa... Aku...," jawab Rio masih belum bisa bicara dengan lancar, terlihat matanya berkaca-kaca. "Rio, jangan dipaksakan jika kamu tidak sanggup untuk berkata. Aku mengerti perasaanmu. Satu hal yang ingin Papa katakan padamu. Papa sangat menyanyangimu... Kamu adalah harapan Papa satu-satunya." Tiba-tiba Rio meneteskan air mata secara tidak sa