Anya masih diam saja, ia terlalu takut untuk menjawab pertanyaan yang kini diajukan Alga itu. Ia takut Alga tidak akan memaafkan dirinya, jika seperti itu nanti bagaimana hubungannya dengan Alga, ia takut bahwa Alga tidak jadi menikahi dirinya, jika itu terjadi ia tidak bisa berpikir jernih lagi karena ia bahkan sudah menjanjikan sebuah kebahagiaan dan juga keutuhan keluarga pada Bian saat ia tahu bahwa Alga sudah bangun dari komanya. Ia tidak mau keadaannya saat ini akan menganggu rencananya untuk membangun keluarga yang harmonis untuk Bian. Bagaimana pun juga ia ingin Bian bahagia.
"Anya jawab gua Nya! Kenapa Lo diam aja Nya! Gua berasa mau gila tau ga Nya! Kenapa Lo ngelakuin hal yang ga guna kayak gini Anya! Lihat gua sekarang Anya jangan lihat ke yang lainnya." ujar Alga sembari ia memaksa kepala Anya untuk melihat ke arahnya. Anya pun terkejut sekarang, ia sudah menatap Alga. Tatapan amarah terlihat jelas dikeluarkan oleh Alga saat ini.
"Alga tolong jangan kayak gini Alga." ujar Anya yang mulai ketakutan ini.
"Lo bilang jangan kayak gini Nya? Lo yang harusnya ga kayak gitu. Harusnya Lo mikir sebelum Lo bertindak Anya. Gua mau nyoba sabar sama Lo, gua mau nyoba halus sama Lo tapi keinget apa yang udah Lo lakuin ke Saga sampai Saga kehilangan Arga itu bikin gua marah Nya. Gua ga bisa nahan diri gua buat ga marah sekarang. Gua ga bisa halus ke Lo sekarang Nya." ujar Alga dengan jujur karena ia tidak mau berbohong kepada Anya pada saat ini.
"Aku minta maaf Alga, aku bener-bener ga maksud buat kayak gitu. Aku bahkan awalnya ga tau kalo Arga sama Adara juga ada di Bali. Aku baru menduga-duga aja. Alasan kenapa aku ngambil handphone Saga waktu itu karena aku tahu kalo handphone itu ga diambil dia bakalan sibuk sama pekerjaannya. Kamu tahu sendiri kalo Saga itu workaholic banget Arga. Please jangan kayak gini ya Ga, aku bener-bener ga ada niat." ujar Anya itu.
"Aku minta maaf sama kamu Alga, tolong kamu jangan marah sama aku Alga. Tolong maafin aku, ini semua demi kita, demi Bian juga." tambah Anya.
Alga saat ini tampak melihat Anya dengan tak habis pikir, ia pun meninggalkan Anya disana dan berjalan menuju ke tepian danau. Ia benar-benar butuh udara segar saat ini. Ia pun ada disana dan langsung disusul oleh Anya yang mendekati Alga dengan sedikit ketakutan yang sangat kentara.
"Kamu salah Nya! Kamu salah kalo kamu minta maaf sama aku. Harusnya kamu minta maaf sama Saga dan Adara, bukan ke aku. Mereka yang kamu sakiti. Merek yang kamu buat kehilangan anak kandung mereka. Sumpah Anya sampai sekarang aku ga bisa percaya kalo ternyata kamu orangnya, kenapa sih Anya." ujar Alga kepada Anya dengan bertanya-tanya.
"Aku udah minta maaf sama Saga Al, jadi aku tinggal minta maaf sama Adara. Tapi tolong kamu juga maafin aku, jangan marah lagi sama aku. Please aku mohon, ini demi Bian, demi keluarga kecil kita." ujar Anya tersebut.
Mendengar kata keluarga kecil itu tampak membuat Alga menjadi berang lagi, karena bagaimana bisa Anya mengatakan hal itu. Bagaimana bisa Anya mengatakan tentang keluarga kecil mereka sementara dirinya baru saja menghancurkan keluarga kecil lainnya. Anya benar-benar sangat keterlaluan.
"Kamu bilang keluarga kecil kita Nya? Bahkan aku sekarang jadi bertanya-tanya apakah aku bisa dan apakah aku masih mau untuk bangun keluarga kecil sama kamu. Aku ga tau lagi sekarang Nya gimana keinginan aku, gimana perasaan aku." ujar Alga yang mana membuat Anya sekarang ketakutan.
Nggak, nggak boleh. Alga ga boleh bilang kayak gitu. Mau bagaimana pun juga aku harus nikah sama Alga. Aku ga mau ingkar janji sama Bian. Bian berhak mendapatkan kebahagiaan dan keluarga kecilnya. Aku ga mau Bian nantinya akan hidup tanpa sosok Papa dari Alga. Karena aku yakin kalo Saga udah ga Sudi lagi buat ngerawat Bian. Aku ga mau Alga pergi. Batin Anya.
Sementara itu Alga saat ini juga masih terlihat begitu kalut, entahlah yang pasti sekarang Alga tampak sangat terlihat lelah dan juga memiliki banyk masalah juga.
"Ga, kamu ga boleh bilang gitu Alga. Kamu harus ingat kalo kita punya Bian. Bian itu anak aku sama kamu. Lagi pula kita udah membicarakan tentang pernikahan kita Alga. Aku ga mau kamu tiba-tiba berubah pikiran. Aku harus nunggu sebelas tahun buat ini Alga, aku ga bakalan ngijinin kamu buat batalin ini semua. Kamu ga boleh batalin gitu aja." ujar Anya kepada Alga.
"Sayangnya gua ga butuh ijin Lo buat ini Anya. Gua bakal tetap jadi Papa yang baik buat Bian. Tapi ga dengan menikah dengan Lo." ujar Alga tersebut. Alga sudah membuat Anya semakin ketakutan. Anya tidak akan membiarkan Alga seperti ini. Anya tidak akan membiarkan Alga membatalkan pernikahan yang memang baru dibicarakan, tapi mereka semua sudah sepakat bahwa pernikahan itu akan dilaksanakan tiga bulan lagi sebelum ini. Namun setelah ini Alga ingin membatalkan pernikahan itu begitu saja? Anya tidak bisa menerima semua ini. Ia harus mencegah Alga membatalkan pernikahan ini.
"Enggak Alga, aku ga mau pernikahan kita batal. Aku sayang sama kamu, aku butuh kamu begitu pun juga dengan Bian. Kami butuh kamu untuk bersama dengan kami, aku butuh kamu buat jadi imam aku Alga. Tolong kamu jangan kayak gitu. Please maafin aku. Atau kamu mau apa biar aku bisa dimaafin sama kamu. Aku bakalan ngelakuin apapun asalkan aku masih bisa nikah sama kamu Alga. Tolong, aku ga mau ngecewain Bian, aku udah terlanjur bilang sama Bian, aku udah terlanjur janji sama Bian kalo aku sama kamu bakalan menikah." ujar Anya kepada Alga tersebut. Anya saat ini sudah menangis, ia benar-benar tak menyangka bahwa akhirnya akan seperti ini.
Alga sekarang pun juga tampak memikirkan tentang Bian, benar juga bahwa Bian masih membutuhkan dirinya. Namun kesalahan Anya benar-benar membuat dirinya berpikir dua kali untuk menikah dengan seseorang seperti Anya. Sekarang ia tampak berpikir, ia menjauh lagi dari Anya tersebut. Anya sekarang tampak ingin mendekati langkah Alga tapi Alga menahan Anya.
"Stop it Anya, gua butuh waktu buat mikir. Please jaga jarak dulu dari gua, gua butuh otak gua berpikir jernih untuk ini." ujar Alga kepada Anya tersebut.
Anya pun berhenti dan ia sekarang memilih untuk duduk di dekat pohon, matanya kini menatap ke arah danau dengan tatapan kosong. Ia kalut sekarang, ia takut jika Alga tetap pada pendiriannya untuk membatalkan pernikahan mereka. Ia tentu tidak bisa menerima jika hal tersebut terjadi juga.
Please Alga jangan lakuin hal-hal yang buat kita jadi jauh Alga, aku mau kita menikah dan bahagia bersama Bian. Aku benar-benar menyesal Alga, aku ga bisa kalo harus besarin Bian tanpa kamu. Kasihan juga sama Bian, Bian ga salah apa-apa tapi harus menanggung resiko dari apa yang aku buat. Aku ga akan maafin diri aku sendiri kalo sampai hal itu terjadi. Batin Anya tersebut.
Sementara itu sekarang Alga masih berpikir, ia memikirkan Bian, tapi disisi lain ia juga memikirkan Adara dan juga Saga yang saat ini masih dalam duka mereka. Alga yakin bahwa sembuh dari kehilangan Arga tidak akan mudah bagi mereka berdua, penyesalan dari Saga karena tidak mengetahui bahwa anaknya membutuhkan dirinya pun juga tidak bisa hilang begitu saja. Pasti Saga akan memikirkan itu dalam waktu yang lumayan lama karena dirinya memang tidak tahu harus bagaimana dengan kehidupannya setelah kehilangan Arga, bisa dibilang Saga sudah mulai hancur, hidupnya hancur.
Alga tetap harus memilih sekarang, ia pun kini tampak mendekati Anya setelah ia memikirkan hal yang terbaik untuk ini. Jujur ia masih enggan melihat wajah Anya sekarang, tapi ia tidak bisa meninggalkan Anya begitu saja. Anya pun sekarang melihat ke arah Alga yang mendatangi dirinya itu.
Kini Alga tampak berdiri dari tidurnya, Alga pun sekarang ini tampak meminta Anya untuk berdiri, Anya sudah berdiri dan menunggu jawaban Alga.
"Gua ga akan batalin pernikahan itu." ujar Alga kepada Anya yang mampu membuat Anya sangat bahagia, sekarang ini bahkan ia tersenyum.
"Aku tahu kamu bakalan ngomong kayak gini. Makasih ya Alga, aku senang banget karena kamu mau memikirkan ini, aku janji ga akan ngulangin hal itu lagi. Kita bakalan bahagia sama Bian, kita...." ujar Anya belum selesai.
"Gua belum selesai bicara Anya. Gua ga akan batalin pernikahan itu kalo Lo dapat maaf dari Saga dan Adara. Kalo Lo ga dapat maaf dari mereka, selamanya kita ga akan nikah." ujar Alga kepada Anya membuat Anya yang awalnya sangat senang itu sekarang menjadi begitu tegang, ia sangat takut.
"Alga, kamu ga beneran kan ngomong kayak gitu? Pasti kamu ga beneran mau kayak gitu kan Alga? Mereka berdua pasti sekarang benci aku Alga. Mereka pasti ga akan maafin aku Alga." ujar Anya kepada Alga tersebut.
"And this is not my bussnies. Kalo Lo ga dapat maaf ga ada pernikahan Nya. Gua ga bisa hidup sama seseorang yang udah menghancurkan hati adik gua dan buat adik gua kehilangan orang yang sangat berarti bagi dirinya. Kalo aja Lo tahu, Saga ga pernah sehancur ini sebelumnya. Gua sebagai kakaknya ngeliat dia hancur kayak gitu, hati gua juga hancur Anya. Kalo mereka ga bisa bahagia, begitu pun juga dengan kita. Gua ga mau egois kaya Lo." ujar Alga.
Alga saat ini langsung pergi ke mobilnya, ia menunggu Anya masuk ke dalam mobil. Anya sekarang masih diam saja di dekat danau sepertinya ia masih sangat kaget dengan apa yang dikatakan oleh Alga kepada dirinya.
"Anya Lo mau masuk ga, kalo ga gua tinggal." ujar Alga dan kini Anya tampak sadar. Anya pun sekarang sudah berlari dan masuk ke mobil. Di dalam mobil ia juga tampak menanyakan apa yang dimaksud oleh Alga dengan semua yang Alga katakan padanya tadi itu. Benar-benar Alga membuat dirinya sangat bingung, ia juga sangat takut karena mungkin prosentase ia bisa menikah dengan Alga hanya sedikit, kemungkinan kecil.