"Anjir! Loe beneran Cecil sahabat gue? Jelek bangat loe sekarang!" Ambar berteriak sesaat setelah turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam cafe. Dia melihat Cecil sebagai penerima tamu di ambang pintu. Teriakannya membuat beberapa pengunjung mengarah ke sumber suara dan juga teman kerja Cecil memandang Cecil heran dan penuh tanya. "Sumpah, kalo loe jauhan dikit, gue pasti nggak ngenalin lo, monyet kurang ajar," ucap Ambar seraya memukul pelan lengan Cecil beberapa kali. Dia seperti marah tapi nangis. Tidak peduli pandangan orang-orang yang ada disana. "Kalian duduk dulu, gue layani," ucap Cecil mendorong Ambar lalu memeluk saru per satu sahabatnya yang lain. "Emang kampret loe, Cil. Kirim pesan kayak mau kawin lari rupanya disini jadi babu. Putus sekolah loe?" Ester meninju lengan