Cecil menarik diri dari pelukan Amri. Dia mengedarkan matanya ke segala arah untuk mencari sumber suara yang memanggilnya tadi. "Kenapa?" tanya Amri kebingungan. Dia merasa was-was karena tingkah Cecil.yang langsung menarik diri.'Apa aku sudah kelewatan?' batinnya. Dia juga sekaligus merasa kecewa karena di tengah ciuman yang mulai memanas dia harus berhenti. 'Padahal tinggal selangkah lagi,' batinnya lagi. "Kakak ada denger nggak? Kayak ada yang manggil aku gitu. Suaranya kencang bangat!" "Nggak ada," jawab Amri berusaha menetralkan suaranya agar tidak ketahuan sedang kesal. Tangannya tetap di pinggang Cecil dan ingin meremas kulit pinggang itu. Cecil menutup mata lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia benar-benar seperti mendengar ada seseorang yang memanggilnya d