Dua Puluh

1996 Kata

Hiro selesai meeting juga makan siang bersama klien. Sekarang dia benar-benar lelah. Menggantikan semua tugas-tugas kakek rupanya sangat menyita waktu. Banyaknya proyek membuat Hiro kewalahan. Padahal sudah ada Akira yang membantu banyak pekerjaan. Menyandarkan punggung pada kursi kerja. Mungkin dengan memejamkan mata sebentar dapat membuatnya kembali segar. Baru beberapa saat Hiro terlelap ketika dering ponsel menggema di seluruh penjuru ruangan. Membuka mata malas-malasan. Dengan mata menyipit pria itu melongokkan kepala mendapati sebuah panggilan dari aplikasi w******p. Salman. Hiro bergumam. Adik iparnya sedang menelepon dan buru-buru Hiro mengangkatnya. Rasa kantuknya lenyap begitu saja. "Halo Paman Hiro. Ini Salman. Apakah aku mengganggu, Paman sekarang?" Hiro tersenyum meskipun S

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN