Marina pulang bekerja lebih cepat hari itu. Ditto menyuruhnya untuk beristirahat dan menenangkan pikiran walau Marina tak menceritakan apa yang terjadi pada Ditto. “Aku tak akan memaksamu untuk bercerita tapi lebih baik kamu pulang dan istirahatkan pikiran. Untuk hari ini sudah cukup, biar nanti aku yang bilang kalau kamu izin untuk urusan pribadi. “ “Saya masih bisa bekerja kok, pak. Malah kalau saya pulang pikiran saya malah kemana-mana dan tidak tenang,” tolak Marina tak enak hati harus meninggalkan pekerjaannya hari itu. “Sudahlah, itu urusanku. Sebagai atasan, kutugaskan hari ini kamu untuk bekerja dari rumah. Ayo aku antar kamu pulang,” ucap Ditto sambil menepuk bahu Marina perlahan. Marina hanya diam dan meneguk air mineralnya perlahan. Ia merasa malu karena tak bisa menahan