Game 6

2114 Kata
“Ya aku ingat, ini adalah Arx Online bukan? Game Virtual yang dimainkan oleh seluruh orang di dunia ini. Dan kita telah disandingkan oleh banyak tim untuk bertanding satu sama lain kan. Memangnya, apa yang aneh soal itu?” Balas Fanzy dengan sangat mudahnya. Dia seperti tidak merasa ada sesuatu di antara dirinya dan juga Vira saat mengatakan hal tersebut. “Soal itu, tentu saja kami mengetahuinya. Soal tentang bagaimana orang-orang yang ada di dunia ini akan bertarung satu sama lain memperebutkan trofi kemenangan dari pertandingan ini nanti. Tapi yang kubingungkan adalah. Bagaimana caramu masih bisa mendapatkan memori tentang dirimu di dunia nyata?” Ucap Vira kepada Adi di sana. “Jadi maksudmu, kau tidak mengetahui semua kenangan yang kau miliki sebelum kau berada di tempat ini? Bagaimana itu bisa terjadi?” “Entahlah, itu juga hal yang kami sedang pikirkan sekarang,” Balas Vira mengkhawatirkan hal yang sama. “Aku bingung, karena beberapa orang yang turun dari langit, juga mengatakan kalau mereka masih bisa mendapatkan memori mereka yang lama dari tempat ini. Beberapa dari mereka juga berkata kalau mereka adalah bekas dari Pro Player. Apakah mungkin sesuatu seperti itu bisa benar-benar terjadi”. “Tunggu dulu, seberapa lama kau berada di tempat ini?” tanya Fanzy kepada Vira. “Karena jika memang benar dugaanku. Mungkin saja versi tipe Dreamlike yang kau gunakan adalah versi lawas dan belum diperbarui. Sedangkan versi yang kugunakan sekarang ini adalah versi terbarukan yang bisa membuatku untuk tetap mempertahankan memori yang kumiliki. Bukankah seperti itu?” Ucap Fanzy kepadanya. “Mungkin saja, tapi aku sudah benar-benar lupa berapa lama aku berada di tempat ini,” Jawab Vira kepada Fanzy. “Jalannya waktu di tempat ini seperti sudah bertahun-tahun lamanya. Hal itu jugalah yang membuatku bisa mengalahkan para naga itu dengan mudah tadi. Aku juga cukup terkesima kepadamu, melihat kalau kau bisa menembak para naga itu dengan sangat mudah tadi.” Jangankan Vira, Fanzy yang melakukannya sendiri di sana tadi juga cukup kaget melihat hasil tembakan yang telah ia berikan. Fanzy tak tahu apa saja kemampuan yang mungkin bisa dia lakukan setelah ini. “Maaf Fanzy, tapi bolehkah aku melihat status dari kemampuanmu sekarang ini? Karena yang kutahu, status setiap orang yang turun ke dunia ini akan muncul berbeda-beda”. Fanzy cukup kesulitan untuk memberitahukan Vira statusnya. Tapi kemudian, dia pun memberikannya status miliknya tersebut dengan sangat baik. Vira memasang wajah yang benar-benar kaget sekaligus terkesima saat melihat status atribut miliknya. “Tidak mungkin! Sosok yang baru turun dari langit sepertimu memiliki dexterity sebanyak ini! Perlu waktu bertahun-tahun bahkan bagi seorang professional untuk meningkatkannya menjadi sampai seperti ini! Siapa dirimu sebenarnya?” “Sudah kubilang, aku adalah pro player Game FPS. Aku sudah lama sekali berkecimpung dalam dunia bidik membidik. Apakah menurutmu hal seperti berpengaruh besar bagi kemampuan statusku sekarang ini?” tanya Fanzy kepada Vira. “Entahlah, aku sendiri tak tahu bagaimana latar belakangku yang sebenarnya. Namun yang jelas, aku sudah turun ke game ini dengan status yang seperti ini”. Vira bergantian menunjukkan status atributnya kepada Fanzy. Dan dia melihat status Strength sekaligus Vitality yang sangat besar berada di atas angka 60 an. Sedangkan ada status atribut yang asing di mata Fanzy tak pernah ia lihat sebelumnya. Yaitu status bernama Tech. “Tech? Atribut apa ini? Kenapa tidak ada atribut itu di dalam statusku sekarang?” “Ahh... mungkin sepertinya aku lupa menjelaskan sesuatu kepadamu. Tidak semua orang memiliki sebaran status yang sama. Sebenarnya, setiap orang memiliki status-status aneh dan tak diketahui tersebut. Namun karena jumlahnya di bawah angka 10, status itu tidak dimunculkan di dalam statusmu. Bahkan aku yakin tidak semua orang memiliki status Dexterity seperti milikmu itu sekarang.” Ucap Vira. “Status Techku sendiri ini adalah status yang kumiliki karena aku punya banyak sekali jurus sekaligus teknik yang aku simpan. Seperti yang kau lihat sendiri,” Vira memukul kedua telapak tangannya ke atas dengan bergantian, “Aku adalah class Fighter. Aku menggunakan tubuhku sendiri sebagai senjataku. Aku dapat memukul musuh dengan kedua pukulan ini sangat sadis”. “Hah... Fighter??” Ucap Fanzy kepada gadis itu sekarang. “Tunggu, aku memiliki sebuah hipotesis. Apakah kau adalah pro player pemain fighting game? Karena dari yang kutahu, setiap orang memiliki status uniknya berdasarkan dirinya sendiri di dunia nyata. Aku mengira, kalau kau memiliki bakat itu di masa lalumu.” Lanjut Fanzy. Vira seperti tersadar akan sesuatu di dalam ingatannya saat ini juga. “Tunggu, Fighting game!?” Dia menjeda omongannya beberapa saat terlebih dahulu sekarang ini. “Aku tak tahu apa yang baru saja kau katakan sekarang ini. Tapi aku merasa kalau itu memang benar! Kemungkinan besar kalau aku adalah pro player pemain game fighting! Semua orang yang berada di game ini memang adalah seorang pro player di dunia nyata bukan? Aku mungkin adalah orang itu!” Meskipun begitu antusias akan dirinya sendiri, Vira juga masih belum yakin atas siapa dirinya yang sebenarnya. Apakah memang dia adalah sosok yang benar-benar sehebat itu di masa lalu? Atau memang Fanzy hanya mencoba untuk menebalkan dirinya agar terlihat seperti orang yang tak kalah penting dibandingkan dengan Fanzy. Tidak ada yang bisa menjawabnya dengan pasti sekarang ini. Fanzy pun kemudian mengambil busur panah kayunya di atas tanah. Dan melihat kedua batang dari busur itu telah patah menjadi dua. Tidak bisa digunakan lagi. Jika melihat dari status Dexterity miliknya, maka kemungkinan besar Fanzy akan berakhir menjadi seorang Archer yang menyerang dari jauh menggunakan senjatanya alih-alih senjata jarak dekat. Dan juga karena ini adalah dunia fantasi, Fanzy hanya bisa menggunakan panah atau semacamnya untuk bisa bertarung. Mana mungkin, dunia yang seperti ini terkandung sebuah senapan api di dalamnya? Jika itu memang terjadi, dan seseorang memakainya maka akan merusak jalannya imersifitas dari game tersebut. Merusak bagaimana sebuah game seharusnya berjalan dengan baik sekarang ini. “Oh tidak, busur panahmu telah rusak ya,” Vira melihat busur panah yang telah dipegang oleh Fanzy itu sekarang. Dan dia pun mengambil sesuatu dari balik punggungnya, mirip seperti bagaimana karakter di game membawa sebuah tas imajinatif yang bisa dibawa kemana-mana. Dia mengeluarkan sebuah busur panah di sana, diberikannya kepada Fanzy sekarang ini. “Ini, ambillah busur panah ini dan gunakan”. Busur panah itu terlihat lebih bagus baik dari segi kualitas maupun penampilan. Bukan terbuat dari berbahan dasar kayu yang ringkih lagi, melainkan sebuah besi fleksibel yang sangat lentur dan elastis saat di tarik. Ada sebuah papan nama damage di atasnya, dan berbanding sangat jauh daripada panah kayu sebelumnya. “Wooden long bow : 5, Silk Silver Bow : 30, jauh 6 kali lipat lebih bagus! Kau yakin ingin memberikannya kepadaku sekarang? Apakah kau tidak membutuhkannya?” “Hahaha... Tidak. Itu memang untukmu. Kau sudah tahu kan kalau aku tidak memakai senjata saat bertarung. Dua kepalan tanganku saja sudah cukup untuk menghantam kepala musuh sampai menghancurkan tengkoraknya. Panah itu saja, merupakan panah yang benar-benar sampah tersimpan di guild kami tak terpakai oleh siapa pun. Jadi kau bebas menggunakannya kapan pun dan semaumu.” “Memangnya, darimana kau mendapat panah ini?” tanya Fanzy dengan polosnya tak tahu. “Apakah kau tidak pernah bermain game sebelumnya? Tentu saja saat mengalahkan bos atau musuh. Mereka akan mengeluarkan senjata, exp, dan juga harta untuk bisa kita gunakan nantinya. Dan setiap panah yang turun dari sana, akan benar-benar terbuang tak digunakan dengan sia-sia oleh kami. Tak tahu harus diapakan.” Fanzy memang jarang sekali bermain game mmorpg atau bahkan mungkin rpg pada umumnya, dia lebih suka bermain game yang langsung tanding tanpa perlu untuk grinding atau membesarkan level terlebih dahulu. Dia bahkan sangat sebal saat melihat animasi musuh yang menyerang karakternya meskipun dia tahu kalau musuh itu akan mati nanti pada akhirnya. “Baiklah kalau begitu, aku rasa sebaiknya kita segera pergi ke guild untuk menemui yang lainnya. Jika kau memiliki pertanyaan untuk kau tanyakan kepada diriku di dunia ini, silahkan tanyakan saja. Aku lebih suka melakukan itu daripada kita berakhir diam-diaman saja tanpa mengobrol apa pun selama perjalanan yang akan kita lakukan nantinya.” Balas Vira sambil berjalan menuju ke utara, tempat dari guildnya. Mendaki bukit yang sangat tinggi ini memang memerlukan esktra tenaga yang lebih tinggi. Baik Fanzy ataupun Vira pasti akan sangat bosan bila menghabiskan waktu mereka bersama-sama hanya dengan berjalan menyusuri bukit ini tanpa melakukan apa-apa sekarang di sana. Fanzy pasti tahu, kalau dia memerlukan banyak pengetahuan tentang bagaimana cara dunia ini bekerja. “Ngomong-ngomong, bagaimana aku tiba di dunia ini? Dan bagaimana aku bisa berada di punggung naga saat itu juga?” Tanya Fanzy kepada Vira. Gadis itu pun tersenyum sekaligus tertawa sambil menoleh ke belakang ke arah Fanzy yang ada di sana. “Hahahaha. Aku lupa memberitahukanmu soal itu. Mungkin kau memang benar-benar kebingungan saat bangun dan tiba-tiba berada di sana tadi”. “Sebenarnya, para pemain baru yang muncul di dalam dunia game ini, turun dari langit. Tepatnya, langit yang berada di atas punuk dari naga tadi. Aku telah diberi tahu oleh sang Game master, kalau personil terakhir dari skuad kita telah benar-benar habis. Mereka menyuruh seseorang perwakilan dari tim kami untuk menjemputmu. Namun karena aku adalah wakil ketua dari guild kita, aku sendiri yang berencana untuk menjemputmu. Dan sesaat selama aku menunggumu turun, aku mencoba untuk melepaskan penat dengan bertarung dan menaiki para naga di atas langit itu juga. Untungnya, kau jatuh tepat di punggung mereka saat itu sehingga aku tidak perlu kepayahan untuk menarikmu masuk ke atas langit ha ha ha.” Fanzy masih bingung dengan gadis ini sekarang. Dia merasa kalau sebagian sesuatu dari gadis ini ada yang tidak beres. Ada aura-aura yang mengatakan kalau dirinya ini adalah seorang psikopat yang benar-benar sadis. “Lalu, saat aku mengalahkan naga tadi, apakah itu adalah hal yang normal untuk aku lakukan meskipun aku baru saja turun dan datang ke dunia ini?” “Oh tentang naga itu...” Lanjut Vira seperti setengah mengingat-ingat akan sesuatu. “Karena area itu adalah area dimana para pemain baru turun, maka level dari para monster yang ada di sana juga menyesuaikan dengan level para pemain baru. Jangan menganggap dirimu sombong atau besar hati karena dapat mengalahkan para naga itu, semua pemain baru bisa melakukannya.” Dari belakang kepala Vira, muncul sebuah angka levelnya berada sekarang. Dan Vira, memiliki level yang jauh lebih tinggi di atas Fanzy sekarang ini. “Lihatlah levelku sekarang, 47. Dengan level seperti ini, tentu saja sangat mudah bagiku untuk bisa melawan mereka dengan satu kali pukulan bukan? Aku juga yakin, sebagian kemampuanku juga menyalur kepadamu makanya kau bisa memberikan damage yang sangat besar kepada para naga itu. Aku bisa mengeluarkan jurus buff berefek kepada yang lain juga.” Ucapnya kepada Fanzy. Mendengar jawaban itu, Fanzy pun akhirnya bisa lega dengan mudah sekarang. “Kau mengatakan kalau aku adalah pemain terakhir dari tim kita sekarang. Memangnya, ada berapa pemain yang sudah berada di tim kita?” tanya Fanzy. “Jika dirimu dihitung, maka sudah ada 6 orang di dalam tim kita. Masing-masing tim memang memiliki 6 jatah orang tim. Dan kau, adalah orang terakhir yang berada di tim kita. Kami sangat menantikanmu untuk datang di dalam tim kita!” “Bahkan, kau tahu. Kau adalah pemain terakhir yang akan datang di dalam permainan ini. Aku mendengar dari GM, kalau tidak akan ada lagi yang datang di permainan ini selain dirimu. Dan itu juga berarti, kalau permainan turnamen yang sebenarnya akan benar-benar dimulai nantinya!” Ucap Vira sangat bersemangat untuk menantikan permainan tersebut nantinya. “Kenapa kau sangat bersemangat? Bukankah itu adalah sesuatu yang sangat buruk bagi tim kita? Maksudku, levelku masih sangat rendah bila dibandingkan dengan kalian semua! Aku tidak mungkin bisa mengalahkan musuh dengan mudah bila masih berada di dalam level serendah ini.” Sahut Fanzy dengan segala keluh kesah yang ada di kepalanya sekarang ini. Vira menghentikan perjalanannya, memegang pundak dari Fanzy dengan benar-benar tulus sekarang ini. “Dengar, kau tidak sendirian. Kami sudah lama berada di tempat ini, kami tahu bagaimana cara untuk menaikkan level sekaligus kemampuanmu dengan cepat. Kau mungkin bisa menyamai kami hanya dalam jangka waktu satu minggu, sama seperti bagaimana semua orang melakukannya sekarang ini.” “Tapi maksudku, bagaimana dengan monsternya? Bila kalian adalah para pemburu yang memburu monster jauh lebih lama daripada diriku, bukankah aku sudah tidak lagi kebagian jatah untuk membunuh monster yang lainnya di tempat ini?” “Fanzy...” Vira menghirup nafasnya dengan dalam-dalam. “Aku jadi ragu kalau kau pernah bermain game sebelumnya atau tidak. Namun apakah kau tidak tahu ada fitur bernama Respawn? Monster-monster itu akan lahir kembali untuk kita bunuh nantinya.” Vira kembali berjalan di depan, menunjuk sebuah bangunan yang tinggi di sana dengan sangat bobrok sekaligus akan hampir rubuh saat itu juga. “Lihatlah itu! Kita telah sampai di tempat dimana semua orang akan berkumpul di guild baru kita! Fanzy, selamat datang!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN