Dia benar-benar tidak menyangka Tengku Ammar begitu menyukai anak-anak. Meskipun dia terlihat dingin dan tanpa emosi, lelaki ini sangat peduli dengan anak dalam perutnya. "Abdul, lihat, Paman Kecilmu membantu Ratih turun." Mariam mendongak dan melihat pemandangan ini. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menjadi pucat karena marah dan buru-buru menarik Abdul. Abdul juga terkejut dan diam-diam mengepalkan tinjunya. Hafiz menghampiri dan bertanya pada Ratih, "Nona, apakah Anda baik-baik saja?" "Terima kasih, aku baik-baik saja." Ratih segera menggelengkan kepalanya. Dia mencoba menarik tangannya dari Tengku Ammar. Akan tetapi, dia masih memegang tangannya erat-erat dan dia tidak bisa menggerakkannya sama sekali. Hafiz tersenyum dan menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki,