“Lain dong. Ciuman biasa gitu?” Elang mulai bernegosiasi. Tak mungkin jika ciuman erotis, yang ada malah kepalang harus pinjam kamar. Kalau tak kamar tidur ya kamar mandi, tergantung situasi dan kondisi. “Gak bisa. Lu setuju pilih dare, artinya lu siap dengan tantangan dari gua.” Tetap santai, padahal sudah memberi kode mata dengan sang istri. Inilah tujuan permainan ini, menjerat pengantin baru itu untuk menyelami nikmatinya surga dunia bernilai pahala. Elang gelagapan, melirik Liana yang menatapnya tajam. “Gue gak mau.” Liana menoleh dengan tegas. Baru saja dia menonton adegan ciuman di drama Asia, masa harus mempraktikkannya dengan Elang? Yang benar saja? “Gak ada pilihan lain. Udah terlanjur. Boleh ya!” Elang membujuk, sedikit rengekan dan memasang wajah melas. Harusnya tak begini,