Mungkin orang lain hanya akan melihat Hisyam memarahi sudut kosong yang tak ada siapapun di sana, tetapi tak semua orang mampu melihat jika pemuda itu sedang benar-benar tidak bisa mengendalikan kemarahannya terhadap arwah pelindungnya.
Dain sisi Yocelyn tak merasa takut sedikitpun pada pemuda yang sudah sangat ia kenal baik luar maupun dalamnya, sebab Hisyam bisa berkembang sampai sejauh ini karena Yocelyn selalu berusaha mengarahkan dan menjadi tameng pertama yang menhadapi apapun ketika ia tak mengerti perihal banyaknya energi lain yang menginginkan tubuhnya.
"Saya sangat tau harus seperti apa saya bersikap Hisyam! Permasalahannya kamu masih perlu mempelajari lagi bagaimana kemampuan kamu untuk ke depannya dan tanpa kamu sadari ada banyak energi dan arwah lain yang menginginkan tubuh kamu jadi seharusnya kamu itu berhati-hati dalam bersikap! Mana tau arwah tadi hanya menjebak kamu, Hisyam!" ujar Yocelyn serius.
"Kamu ini kenapa sih Yoce? Kenapa malah jadi membahas kemana-mana? Tidak bisakah kamu mengurusi tugasmu saja! Saya sangat tau bagaimana caranya melindungi diri saya ini Yoce!! Sekarang lebih baik kamu mencari tau siapa arwah gadis tadi daripada kamu berbicara omong kosong tak jelas ini!! Harusnya kamu lebih bisa mengatur waktu, Yoce!!" sahut Hisyam kesal.
Dalam diam pemuda itu juga membenarkan apa yang dikatakan oleh arwah pelindungnya yang sudah jelas lebih unggul dibandingkan dirinya, hanya saja kali ini Hisyam bisa merasakan kalau arwah tadi memiliki kesalahan yang tak salah sebenarnya.
Namun sayangnya ucapan Hisyam selalu dipotong Yocelyn hingga pemuda itu tidak lagi bisa menahan rasa kesal dan balik memarahinya sedangkan arwah itu sejenak merasa rasa sakit karena ini pertama kalinya Hisyam marah separah ini.
"Harusnya nih ya ... sebagai pelindung aku tanpa disuruh itu kamu langsung kerjain gak usah di suruh dulu baru dikerjain Yoce! Ini mah udah di suruh eh tetep aja ...," ujar Hisyam terhenti.
"Saya tau itu tugas saya memang seperti itu! Hanya saja keselamatan kamu jauh lebih penting daripada memaksakan hal yang bukan tugas kamu Hisyam, di sini itu yang penting kamu selalu ada dalam perlindungan saya! Bukan kamu melakukan semua hal semau kamu! Karena kita gak taukan ada apa aja nantinya? Kamu harusnya mikir ke sana Hisyam!" sahut Vala tegas.
"Kalau sudah tau kenapa gak langsung dilakukan? Well, apa yang saya lakukan ini tidak hanya sekedar karena saya ingin melakukannya Yoce, tapi karena arwah itu terlihat berbeda dari biasa yang saya temui dan ia ...," ucap Hisyam terhenti.
"Cukup Hisyam! Berbeda bukan berarti bisa untuk kamu bantu! Jangan biarin arwah manapun membuat
kamu jadi melupakan apa yang boleh dan apa yang tidak! Kamu boleh membantu orang, kamu boleh berpikir memiliki tanggung jawab atas gift kamu, tapi kamu juga harus ngerti bagaimana aturan mainnya! Think again Syam," tutur Yocelyn serius.
"Bisa gak sih kamu itu gak bikin ucapan orang terhenti Yoce! I know what i am to do, but you can't talk like this! saya tuan kamu harusnya kamu dengerin saya bukan saya yang dengerin kamu kayak gini! Terus ini apa-apaan kamu nyuruh saya mikir lagi di saat kamu aja gak pernah mikir lagi kalo bicara dengan saya! Kamu tuh bisa pake logika kamu gak!!" murka Hisyam kesal.
Sementara Hisyam yang tersadar saat melihat wajah Yocelyn seketika berubah menjadi tak lagi ia terlihat tenang membuat pemuda itu merasa bersalah karena tidak seharusnya dirinya justru menyalahkan Yocelyn yang tidak salah apapun dalam hal ini.
"Astagfirullah ... kayaknya apa yang gue omongin ini keterlaluan? Harusnya gue gak ngomong begini apa lagi Yocelyn gak salah apapun dalam hal ini terus masalah ini tuh bukan salah dia, kenapa gue malah menyudutkan orang yang bersalah? Ya ampun Hisyam! Otak lu lagi kenapa dah? Kenapa lu harus seegois ini sih? Aih si dodol," batin Hisyam tertegun.
Untuk beberapa menit Yocelyn menyadari jika tuannya sedang dalam keadaan yang tidak akan mungkin bisa ditenangkan jadi ia memilih pergi begitu saja, meninggalkan Hisyam dengan rasa bersalah yang seakan menekan dirinya kuat-kuat.
"Ya ampun! Fix sih ini ... sikap gue keterlaluan! Dia gak pernah sampe pergi gitu aja kayak gini, lagian gue kenapa ngeyel ya? Kenapa gue malah melukai perasaan arwah yang selalu bantuin gue padahal apa yang dilakuin itu gak mudah! Kenapa sih harus begini," gumam Hisyam sendu.
Sebenarnya bukan maksud Yocelyn membuat pemuda itu merasa bersalah begini, hanya saja ia merasa tak akan ada gunanya jika dirinya berbicara panjang kali lebar sedangkan orang yang di ingatkan justru memikirkan hal lain.
"Harusnya sih saya masih ada di sana karena buian maksud saya untuk pergi gitu aja, tetapi kali ini dia lagi susah untuk saya kasih tau jadi yaudahlah biar sama-sama adem dulu toh mau kayak apa ngasih tau dia cuma kalo orang yang saya ingetinnya mikirin hal lain ya cape juga rasanya udahlah biarin sama-sama tenang dulu," batin Yocelyn lelah.
Sayangnya apa yang dimaksud Yocelyn tak dimengerti oleh Hisyam dan pemuda itu terus saja memikirkan kepergian tiba-tiba dari arwah pelindungnya yang saat ini tak ada di sampingnya, jika ia boleh jujur rasanya ada yang hilang saat tak berada dekat dengan Yocelyn.
"Kayak ada yang ilang pas dia gak ada di deket gue ya? Sebenernya bukan maksud gue buat menyudutkan Yoce cuma tuh hari ini dia kayak gak biasanya dan gue gak ngerti kenapa dia bisa-bisanya pergi gitu aja ninggalin gue tanpa maksud yang jelas! Apa semuanya harus pergi tanpa bisa gue tagan ya? Apa gue yang gak pantes di pertahanin gitu ...," gumam Hisyam sendu.
Lalu tanpa sadar ucapan Hisyam terdengar oleh Fillbert yang kebetulan bertemu dengan Hisyam saat pemuda itu berjalan ke tempat fotokopian dan tak hanya sampai di sana saja pemuda yang dikenal menyebalkan itu berusaha memancing kemarahannya secara halus.
"Ini tuh emang gue yang gak layak bantuin orang? Atau kekuatan gue yang emang gak harusnya ada sih? Perasaan dari dulu gak ada satupun yang paham dan bertahan dengan segala hal aneh yang gak bisa gue hindarin juga? Ruwet banget ya jadi gue tuh ya ampun," lirih Hisyam linglung.
"Lu aja yang emang sengaja menyusahkan diri sendiri dan tentu aja mana ada orang yang mau bertahan apalagi kuat menghadapi orang gak logis macem lu! Makanya kalo bicara itu sesuai fakta bukan apa yang dirasa aja, Syam! Kebanyakan ngawurnya sih lu jadi wajarlah kalo akhirnya lu gak dingertiin toh apa yang mau dingertiin juga dari lu," ujar Fillbert santai.
Hisyam tetaplah Hisyam karena di saat pemuda menyebalkan itu berusaha mengusik dirinya, ia seakan tak perduli dengan omong kosongnya karena Hisyam lebih mementingkan pekerjaannya sekarang agar dirinya bisa mencari keberadaan Yocelyn.
Tak hanya sampai disana saja, ada masalah lain yang perlu Hisyam selesaikan karena tiba-tiba pemuda itu melihat beberapa orang yang memiliki jabatan tinggi di belakang punggungnya ada bayangan gelap dan tinggi yang seakan memeluk "orang-orang itu dengan penuh cinta."
"Astagfirullah ... disaat Yoce jauh begini gue malah ketemu sama beginian pula! Eh bentar dah baru kali ini gue liat beberapa orang itu kayak ada bayangan item, tinggi terus nempel kayak melukin mereka erat banget? Ada apaan dah? Siapa sih itu? Astagfirullah kenapa gue malah jadi penasaran gini sama urusan orang ya? Keep calm Hisyam," batin Hisyam penasaran.
Beberapa menit kemudian tidak lama Yocelyn berdiri tepat di belakang Hisyam lalu bayangan gelap yang Hisyam lihat perlahan-lahan menjauh dan tak berani menghampirinya sedangkan Hisyam terkejut saat melihat Yocelyn ada di hadapannya.
"Seinget gue Yoce lagi gak bareng sama gue terus kenapa bayangan itu pergi gitu aja dah? Ada apaan sih mereka tuh? Astagfirullah Yoce! Bikin orang kaget aja dah, lu abis darimana? Ngapa muka lu liatnya gitu amat Yoce? Lain kali bilang-bilang kalo ada di deket gue, jangan bikin orang jantungan apalagi sampe kebingungan gini harusnya bisa ya, Yoce?" ucap Hisyam bingung.
Sementara Yocelyn yang masih tak ingin memperburuk keadaan mereka saat ini karena gadis itu sangat mengerti jika Hisyam pasti masih sangat merasa marah atau mungkin tak menyukai keberadaannya, tetapi sudah tugasnya untuk selalu di samping pemuda itu.
"Mau sebobrok apa dia bicaranya, mau berbicara hal yang menyakitkan apapun kayak gimana aja tetep saya gak bisa pergi apalagi sampe memperburuk keadaan! Saya ngerti mungkin dia juga gak suka keberadaan saya dan udah pasti dia masih marah karena saya tidak membantu tuan saya, tapi masalahnya tidak semua hal berjalan sesuai keinginan kita," batin Yocelyn sendu.
Di saat Yocelyn tidak menyahuti apapun dan Hisyam hendak kembali bertanya pada arwah yang selalu melindunginya tidak lama beberapa orang berlari dan dibelakang mereka ada seseorang yang telihat aneh karena berbicara ngawur dan terdengar menyeramkan.
"Lah diajak ngobrol malah diem aja lu? Lu abis darimana Yoce? Kenapa lu harus pergi tiba-tiba kayak tadi? Lu marah sama gue? Ucapan gue nyakitin lu? Sorry Yoce, harusnya gue gak bilang gitu dan harusnya lu gak biarin tuan lu kebingungan kayak gini soalnya ...," ujar Hisyam terhenti.
"Aaaaaaaa! Ada orang keserupan! Panggilan ustad ke sini! Atau pengusir setan buruan! Awas-awas jangan ngalangin jalan! Aduh ini kenapa liftnya lama! Takut banget liat orang kesurupan mana dia sampe ngamuk-ngamuk berantakin semua barang pula! Ini kemana sih keamanan tolong panggilin keamanan dong! Masa kita jadi panik begini sih!!" teriak beberapa orang panik.
"Kenapa kalian lari!! Mana yang namanya Hisyam? Mana yang harusnya gak ada di tempat ini? Monster kayak dia itu harusnya gak terlahir! Harusnya kalian gak pergi gitu aja karena saya masih belum dapetin apa saya cari!! Balik sini kalian! Saya mau Hisyam!!!" ucap seseorang marah.
Tak hanya sampai di situ saja bahkan orang itu menarik kerah kemeja Hisyam hingga membuat Yocelyn merasa murka karena ada yang mengganggu tuannya seperti ini, lalu benar saja karena tak lama seseorang itu terlempar jauh dari Hisyam membuat seisi lorong menatap Hisyam takut seakan ia adalah monster yang menyeramkan.
"Nah!! Ini dia orang yang gak harusnya hidup dan mengatakan omong kosong! Monster kayak anda gak harusnya hidup tenang! Kenapa kamu gak membiarkan kami membawa kamu pergi ke tempat yang seharusnya! Orang yang harusnya tiada gak layak hidup damai di tempat seperti ini! Apalagi kamu ini cuma anak yang terkutuk dan monster yang gak harusnya hidup karena kamu ini hanya sebuah kesalahan yang gak harusnya terlahir ke dunia!!" murka seseorang itu kesal.
Di saat beberapa orang sibuk membicarakan Hisyam, tak jauh dari tempat pemuda itu berdiri Yocelyn sedang memarahi arwah tak jelas yang mengganggu staff perusahaan ini bahkan gadis itu tak segan-segan untuk menekan rahang arwah mengesalkan itu.
"Berhenti berbicara omong kosong seperti ini atau kamu akan benar-benar tak bisa hidup damai lagi dimanapun kamu berada! Saya tau kamu disuruh jadi sebaiknya tutup mulut gak berguna kamu itu atau saya akan membuat kamu menyesal karena mengusik orang lain! Arwah yang tak tenang seperti kamu gak layak berbicara ngawur seperti ini tau tidak kamu!!" tutur Yocelyn tegas.
Dalam diam arwah itu merasa ketakutan, tetapi ia tak menyerah karena dirinya mendapat tugas untuk menghancurkan reputasi pemuda yang saat ini sedang menatapnya tajam karena jika ia tak ingat alasannya ada di sini mungkin arwah itu sudah lari secepat yang ia bisa.
Sebab rasanya arwah itu tak sanggup jika harus menatap mata yang seakan-seakan ia sedang menelannya bulat-bulat sedangkan Yocelyn mulai merasa ada hal tak biasa yang terpancar dari arwah itu membuatnya menanyakan tujuannya ada di tempat ini selain karena arwah itu adalah suruhan pasti ada alasan lain dibalik kehadirannya.
"Saya lagi bicara sama kamu jadi sebaiknya gak usah lirik sana sini dan jawab pertanyaan saya sekarang! Selain kamu disuruh orang pasti kamu memiliki alasan lain makanya kamu bisa sampe ada di sinikan? Buruan bilang apa tujuan kamu atau kamu cuma arwah gak jelas yang tadi dia temui di kantin hah? Jawab jujur! Kamu ngapain ada di sini hah?!" tanya Yocelyn serius.
Sayangnya bukan menyahuti pertanyaan Yocelyn yang seakan sudah siap membuang arwah ini ke tempat yang paling sangat dihindari para arwah tak lama arwah itu malah berbicara semakin ngawur hingga beberapa orang menjerit ketakutan.
"Benar! Saya memang di suruh karena harusnya monster itu gak ada di sini atau semua orang yang dekat dengan pemuda yang bernama Hisyam itu akan bernasib tidak baik seperti nasibnya pemuda itu yang tidak akan pernah damai sebab ia hanyalah kesalahan yang harusnya tidak ada di manapun juga! Jadi sebaiknya kalian semua itu jauhi Hisyam sejauh mungkin atau orang yang dekat dengannya hanya akan mengalami ketidak beruntungan selama orang itu hidup di dunia ini! Ingat itu baik-baik!" teriak seseorang itu serius.
Mendengar ucapan ini membuat beberapa orang yang sempat panik mulai menatap rendah Hisyam seakan-akan ia adalah hal yang harus dihindari dan beberapa orang lainnya pergi begitu saja karena tak ingin mempercayai omong kosong seperti ini.
|Bersambung|