Bab 15

1178 Kata

Rindu menoleh pada sosok di samping pintu yang dia tangkap dari ekor mata. Alangkah terkejutnya gadis itu mendapati Langit berdiri bersandar dinding dengan tangan menyilang d**a. Astaga! Kapan pria itu masuk dan apakah dia mendengar percakapannya dengan Rudi? Batin Rindu berkecamuk. Dia merutuki diri karena lupa mengunci pintu. “Mas Langit,” lirih Rindu melihat tatapan datar tak terbaca pria itu. “Udah ngelamunnya?” “Ya Tuhan semoga dia nggak denger,” rapal Rindu dalam hati. “Siapa yang ngelamun?” sangkalnya. Rindu hanya sedang berpikir keras bagaimana cara menghukum suaminya yang ternyata b******k itu. “Ponsel kamu bagus juga,” komentar Langit. Salahkan Rindu yang duduk sembari menempelkan ponsel untuk menopang dagu dengan logo mengarah pada Langit. Lagi-lagi membuat Rindu merutuk. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN