-19-

1520 Kata
36. Kera itu hendak bangun lagi. Tetapi aku tidak membiarkannya menyerang kami lagi. Dengan satu tebasan, tubuhnya terbelah menjadi tiga bagian. Tanganku yang membesar langsung membuangnya ke tempat yang berbeda-beda. Kami melanjutkan perjalanan kami menuju gua itu. Ini sungguh akan menjadi perjalanan paling berkesan. Kekuatanku sudah muncul kembali sebelum aku memakan daun yang memiliki tiga warna saja. “Ada binatang kaki seribu.” Jason menyerang kaki seribu itu lalu menyerahkan padaku untuk aku potong-potong tubuhnya lalu kami buang. Kami memang patner yang saling membantu. Di saat satu di antara kami yang kewalahan, satunya membantu. Hingga kekuatan ilusi tidak mampu menghalangi kami. Bahkan batu besar yang menghalangi pintu masuk ke gua berhasil kami pecahkan bersamaan. Aku sebelah kanan, sedangkan Jason sebelah kanan. “Daun ini sangat indah dan hanya tumbuh di gua ini.” Aku memetik daun itu dan terkagum-kagum melihat daun itu hanya memiliki tiga warna dengan garis-garisnya yang ah indah sekali. Jason menghaluskan daun-daun itu di atas daun lainnya untukku. Ketika daun itu sudah benar-benar halus aku langsung memakannya. Seketika tubuhku tampak bercahaya terang dan aku merasa tubuhku menjadi lebih ringan. “Aku seperti tidak memiliki tubuh, Jason.” Aku mengajak Jason untuk terbang keluar dari hutan ini dan kembali ke gubuk kakek tua kemarin. “Agatha, tunggu aku. Aku akan menghidupkanmu lagi.” Aku terbang dengan kecepatan cahaya. Dalam satu kejapan mata, kami sudah sampai. Aku bergumam dan Jason pun mulai terheran-heran dengan kecepatan cahaya yang aku miliki. Aku memetik bunga yang kakek tua maksud, lalu gubuk itu muncul. Kakek tua itu menyambutku dengan kebahagiaan yang tiada tara. Karena aku telah berhasil meraih kesempurnaan wujud. Aku abadi dan tidak bisa terkalahkan, begitulah kata kakek tua pertama kali ketika melihatku datang ke gubuknya. “Seharusnya bukan aku yang begini, Kek.” Aku menggeleng karena merasa tidak pantas mendapatkan semua ini. Sebelum Kakek memberitahu sesuatu padaku, kakek itu memintaku untuk menghidupkan kembali Agatha. Karena kalau terlambat, Agatha tidak akan bisa hidup selama-lamanya. Tanganku aku letakkan di kepala dan dadanya. Aku memejamkan mata. Cahaya putih keluar dari tanganku dan mengalir ke tubuh Agatha. Agatha terbatuk dan dia membuka matanya. Mulanya dia bingung, dia ada di mana karena sebelumnya dia pingsan di bawah pohon bersamaku. “Aku di mana, Aleksia?” Agatha bertanya padaku. Seketika aku memeluknya sembari meneteskan air mata. Aku tidak menyangka Agatha akan bisa hidup lagi seperti semula. Langsung aja aku ceritakan semua tentang apa yang terjadi sedetail mungkin sampai aku bisa menghidupkan dia kembali. Anugerah ini patut aku syukuri. “Aleksia dan Jason memang sudah diramalkan di dalam buku tua para paranormal. Bahwa kalian lahir ke bumi ini untuk membasmi kejahatan dan kesombongan para orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural. Makanya aku datang ketika kamu kebingungan. Aku menunggu saat-saat ini. Dan daun itu hanya kamu yang bisa mengambilnya. Karena itu juga sudah dituliskan dalam kitab.” Kakek tersenyum pada kami. “Jadi bapak tidak membunuh Gareth dan Mark karena semua ini?” Jason seketika bertanya usai mendengar cerita dari kakek. “Benar. Sebentar lagi mereka akan datang menyerang kalian secara bergantian. Berhati-hatilah. Ada yang menyerang kalian dengan berperang ada yang dengan baik-baik. Mungkin cukup ini tugas kakek. Kitab ini akan disempurnakan oleh kalian. Datangi mereka dan bertarunglah dengan para orang-orang yang akuh.” Kakek menghilang usai mengatakan itu Bahkan ketika aku menggunakan mata batinku, kakek juga tidak terlihat. Aku dan yang lain saling berpandangan dan kami pun siap bertarung dengan mereka. Agatha berdiri dan menyiapkan diri untuk bertarung. Sedangkan Jason menganggukkan kepala. Dia juga sudah siap melawan mereka. *** Amanda berlari-lari ketakutan ketika bertemu kami di tengah jalan. Katanya Mark sudah membunuh ayah. Dia kini mengejarnya dan ingin membunuhnya juga. “Selamatkan aku, Aleksia. Selamatkan aku.” Amanda memohon-mohon padaku sembari menciumi kakiku. “Dengan kami. Kamu akan aman Amanda. Tenanglah.” Aku mengangkat tubuhnya agar dia berdiri dan berhenti menciumi kakiku. Dia mengangguk dan menceritakan semua. Hal ini sama persis dengan apa yang kakek tua tadi katakan. Mark ingin menyerang kami dan bahkan ingin sekali membunuh kami. “Baiklah kalau begitu. Kita harus bersiap berperang dengan mereka semua.” Aku dengan mantap melangkah ke depan. Jika aku sudah digariskan untuk menang, maka aku akan sangat bahagia. Tetapi jika di kitab itu aku digariskan kalah, maka aku tidak akan takut. Kematian adalah hal yang mutlak. Namun kemenangan harus dicari untuk kebaikan seluruh alam semesta. Semua pasukan VENOM datang. Mereka dilengkapi dengan senjata dan kekuatan. Mark mengeluarkan pasukkan terbaiknya. Pasukkan yang sudah terbiasa bertarung dan mengalahkan musuh-musuhnya. Aku senyumi saja pasukkan itu. Mereka bertarung dengan penuh ketakutan. Karena yang ada di hadapan mereka bukanlah orang sembarangan. Bahkan Mark sekalipun gentar ketika berhadapan denganku. “Biar aku saja, Aleksia. Tenagamu kamu simpan untuk melawan Mark.” Hanya dengan satu tebasan saja, pasukkan itu tergeletak tanpa kepala. Aku tertawa kecil ketika melihat kekuatan Agatha yang lumayan meningkat usai aku bangkitkan tadi. Amanda tidak mau kalah, ketika lawan datang, dia juga unjuk gigi. Pasukkan itu seketika tergeletak. Aku dan Jason belum mendapat bagian. Katanya sih nanti biar kami mendapat bagian yang agak berat-berat. Seperti melawan Mark dan pasukkan hewan yang dia miliki. “Kalau dengan Jason, jangan Mark. Mark seratus saja aku siap melawannya.” Aku tertawa mencandai mereka. Agatha dan Amanda langsung mencubit lenganku secara bersamaan. Tentu saja aku menjerit karena cubitannya sangat sakit. “Itu baru cubitan belum pukulan saja sudah berteriak tidak karuan kerasnya.” Mereka tertawa meledekku. Aku hendak membalasnya, namun tiba-tiba ada gajah dan beruang berukuran besar muncul di hadapan kami. Tidak-tidak, di belakang mereka juga ada kaki seribu dan kalajengking. Ada pula laba-laba raksasa. Sepertinya mereka hendak membalaskan dendam saudara mereka yang aku bunuh. “Tidak perlu repot-repot, Aleksia. Biar mereka yang kami urus.” Ketika aku hendak maju dan menyerang mereka, tiba-tiba landak, singa padang pasir, ular cobra, dan beruang yang aku biarkan hidup datang bersamaan. “Ah terima kasih. Aku tidak tahu cara membalas kebaikkan kalian.” Aku menggelengkan kepala. “Menjaga kami agar hidup dengan keluarga kami adalah hal yang tidak pernah bisa kami balas. Makanya kami membantu kalian ini hanya cara kecil kami berterima kasih.” Mereka seketika bertarung. Aku tidak menyangka mereka mempunyai kekuatan yang maha dahsyat. Hewan-hewan yang menjadi pasukkan VENOM mati satu per satu di tangan mereka. Tidak berselang lama, aku melihat Mark berubah menjadi ukuran yang sangat besar. Dia mirip dengan hulk tetapi tubuhnya king kong. Sudah aku duga kalau dia berevolusi menjadi king kong agar tubuhnya semakin kuat. “Kita berjumpa lagi, Aleksia.” Mark mendekati kami. Otomatis membuat Amanda dan Agatha mundur. “Aku sudah mengetahui semua kebusukkanmu, Mark. Tidak perlu berbasa-basi lagi seperti itu.” Aku yang hendak berubah menjadi besar, Jason cegah. Katanya ini giliranku. Aku menggelengkan kepala dan mundur. Jason juga bisa berubah menjadi besar. Dia bertarung dengan Mark. Namun kekuatan Mark tidak bisa ditandingi. Jason terpental beberapa kali. Bahkan dia sampai terjun ke dasar laut. Aku berteriak. Amarahku membara. Aku pun berubah menjadi raksasa. Entah mengapa aku merasa seperti monster mengerikan. Pukulan demi pukulan yang Mark layangkan berhasil aku patahkan. Aku mengeluarkan kekuatan api ketika memukul perutnya. Mark terpental jauh. “Jason apa kamu baik-baik saja?” Aku menarik tubuhnya. “Aku baik-baik saja, Aleksia. Bagaimana denganmu?” aku mengangguk ketika Jason mempertanyakan keadaanku. Mark memakan semua hewan-hewan pasukkannya dan bertambah kuat. Pukulanku bisa di halau. Bahkan dia bisa memukul kami, hingga kami terpental bersamaan. “Mark tambah kuat. Bagaimana ini?” Jason bertanya panik. “Dia bergabung dengan para hewannya. Kita bergabung saja menjadi satu. Kamu tahu kan kekuatan cinta tidak akan ada yang pernah mengalahkannya?” Aku tersenyum. Jason juga setuju. Dia mengangguk. Kami berevolusi menjadi dan membuat semua mata terpana melihat perubahan kami. Tubuh kami dikelilingi oleh unsur alam semesta. Cahaya, listrik, kilatan semua membaur dalam tubuh kami. Mark sempat terheran-heran. Tetapi dia tetap menyerang kami. Kami dengan mudah menghalau serangannya. “Sudah saatnya keangkuhanmu mati, Mark.” Seketika kami menghancurkan tubuh Mark dengan kekuatan yang bercampur aduk. Kekuatan itu menuju tubuh Mark hingga tubuhnya hancur berkeping-keping kini dunia kembali seperti semula. Amanda, Agatha, dan hewan-hewan tadi bersorak bahagia atas keberhasilan kami. Aku memeluk Jason dan mengatakan terima kasih. “Ada satu yang belum kami selesaikan.” Aku ingat, masih ada LIGHTBORN. Tetapi tidak mungkin kami menyerang mereka. Padahal mereka tidak menyatakan perang. “Hati-hati. Mereka penuh dengan tipu muslihat. Sebaiknya kita kembali dan merayakan kemenangan ini.” Jason mengingatkanku dan dia mengajakku kembali. *** Kami merayakan semua ini dengan penuh suka cita. Berita menyiarkan keberhasilan kami dan menyatakan kalau aku adalah Ratu dari VENOM. Tak berselang lama. LIGHTBORN akhirnya mengundang kami untuk datang ke markasnya. “Ini saatnya.” Aku mengangguk ke arah Jason. Jason tersenyum. Usai pernikahan kami yang digelar dalam waktu yang relatif cepat, mereka akhirnya memberanikan diri mengundang kami. “Kalian semua duduklah. Kami menganggap kalian sebagai tamu istimewa.” Mereka meminta kami untuk duduk. Memangnya kami bodoh. Aku melihat ada racun di cangkir yang mereka hidangkan. Aku memotretnya dan menyebarkan luaskan ke seluruh media. “Lebih baik kalian tidak perlu berbasa-basi.” Aku berdiri dan seketika memenggal kepala mereka. Serangan dari mereka juga sia-sia. Mereka semua mati dan kami sepakat untuk meniadakan VENOM dan LIGHTBORN. Dengan sepenuh hati, kami mengabdikan diri pada negeri ini.  ENDING
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN