Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sepeninggal Brian, Sultan dibiarkan seorang diri oleh kedua orang berbadan besar itu. Mungkin saja pria itu sudah melepasnya. Sultan bisa bernapas lega sekarang. Dia tidak ingin berlama-lama di klinik itu dengan berdiam diri, badannya sudah merasa lebih baik. Dia pun memutuskan untuk keluar dan mendatangi kediaman Yolanda. Pria itu yakin dia pasti sudah berada di rumahnya. Sebab Yolanda lah Sultan berujung sial. Dia menelfon salah satu orang bawahannya untuk meminta menjemputnya. Tidak butuh waktu lama, sekitar satu jam dia sudah berada di rumah mewahnya. Tampak Yolanda sedang mondar mandir di halaman depan. Sultan sudah bisa menduga jika wanita itu akan cemas juga setelah Brian tahu kebenarannya. "Sultan!" pekik Yolanda segera mendekat begitu tahu temannya itu penuh muka memar di wa