Plak Tanpa disangka tamparan keras mendarat di pipi Ayana. Sampai gadis itu melotot tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Yura barusan. Di balik tampang kalem itu rupanya tersimpan sikap bengis yang selama ini dia sembunyikan diam-diam. "Anda menampar saya." perkataan Ayana membuat Yura tersenyum sinis. "Memangnya kenapa kalau aku menamparmu? Kau akan mengadukannya pada Brian? Atau pada Lim, Pak tua itu? Coba saja kalau kau berani," sungut Yura menatapnya tajam. "Lebih baik kau tutup mulutmu, jangan berisik." "Saya tidak pernah membuat masalah dengan anda. Kenapa anda memperlakukan saya seperti ini?" balas Ayana kesal. "Karena aku tidak menyukaimu. Aku akan sangat malu jika memiliki menantu sepertimu." Yura telah terang-terangan mengungkapkan kebencian. Wanita paruh baya it