Hanya Pernikahan Kontrak

1011 Kata

Ayana mencuci mukanya supaya terasa lebih segar. Walaupun masih pagi dia sulit sekali mengendalikan kantuknya. Terlebih dia hanya ingin menjadi kaum rebahan dan menikmati istirahatnya. Namun dia tidak bisa membiarkan itu terjadi. Ayana menanggung hidupnya sendiri. Tidak ingin berpangku tangan pada orang lain. "Kupikir Direktur kita seleranya tinggi. Eh ternyata cuma pegawai rendahan. Udah gitu janda pula." celetuk salah satu karyawan yang kebetulan sedang mencuci tangan di wastafel. Dada Ayana bergemuruh. Ada menyembul keluar dari dalam dirinya seperti asap yang menggulung di udara. Emosi. Tetapi sebisa mungkin ia tahan. Mereka tidak tahu jika seseorang yang dibicarakan ada di dalam salah satu toilet. "Janda lebih menggoda gitu loh," jawab yang lain bergurau diiringi tawa menderai.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN