Rea menghembuskan nafasnya. Berharap, seakan dengan begitu dadanya sedikit mudah untuk bernafas. Nyatanya hal itu tidak membawa perubahan apapun. "Kau tidak mengerti, Raka." "Apa yg tidak ku mengerti?" Suara Raka sedikit meninggi. Kakinya terayun mendekati Rea. Membuat Rea memundurkan tubuhnya hingga menabrak pintu mobil Darius. Rea tersentak. Berjengit ketakutan. "Hubungan kita yg sudah berakhir, Raka. Walaupun aku tahu kata maaf dan penyesalanku tidak akan membuatmu lebih baik. Tapi... hanya itu yg bisa ku berikan padamu." "Apakah kau menganggap perasaanmu padaku hanyalah sebuah kesalahan, Rea?" Raka melontarkan pertanyaan itu beserta perasaan terlukanya. "Tidak, Raka. Perasaanku padamu bukanlah kesalahan. Kau cinta pertamaku. Kau pernah menjadi orang terpenting dalam hidupku. Dan ak