Bagian 3 : Flora!
❤❤(⌣_⌣”)❤❤
Keesokannya...
Suara bel terdengar membuat Reza dan kedua sahabatnya terlonjak kaget. Reza sangat yakin yang datang adalah Flora mantan istrinya. Dengan hembusan napas Reza berjalan menghampiri pintu kamar hotel, jantungnya berdebar kencang, bertemu dengan Flora kembali membuat perasaannya tidak menentu.
Yogi dan Oddy hanya memandangi Reza sambil menyesap kopi hitam mereka. Mereka bisa melihat kegelisahan di wajah Reza.
Reza membuka pintu kamar hotelnya dengan wajah angkuh, sedetik kemudian dia melihat sosok Flora yang berdiri tepat di hadapannya. Flora menatapnya begitu dingin dan tanpa senyuman di sana. Flora, mantan istrinya itu sangat berubah, tidak ada lagi senyum indah yang menghiasi wajah wanita itu. Padahal dulu Reza jatuh cinta kepada Flora karena senyuman indah yang di miliki oleh wanita itu, karena senyumannya itu membuat Reza ingin segera menikahinya.
Tiba-tiba Reza merasakan pelukan hangat di pinggangnya, dia langsung menunduk dan melihat anak perempuan bernama Melody sedang memeluknya penuh kerinduan di sana. Senyum Melody mengembang lebar, dia begitu bahagia bisa memeluk Reza ayah kandungnya.
"Masuk," ucap Reza mempersilahkan Flora dan Melody untuk masuk ke dalam kamar hotelnya.
Flora hanya menatap Reza dingin, tangan kanannya menarik pelan lengan Melody agar melepaskan pelukannya itu. Flora tidak ingin anak tercintanya terlalu lama memeluk Reza, dia tidak suka melihatnya. Lalu Flora dan Melody masuk ke dalam kamar hotel Reza, salah satu tangan Flora menarik koper berwarna pink milik Melody. Flora memandangi kamar hotel yang di tempati oleh Reza, kamar hotel ini terlihat berantakan. Dia jadi ragu meninggalkan anaknya Melody bersama Reza dan kedua sahabat pria itu.
Sementara itu Melody mencoba menggengam tangan Reza, namun pria itu menepisnya membuat Melody tertunduk sedih.
"Ini tas Melody," ujar Flora menyerahkan tas dorong itu di hadapan Reza, "di sana ada pakaian miliknya, vitamin, buku kesukaanya dan juga buku catatan yang harus kau baca untuk menjaga Melody selama tiga hari ke depan!" jelasnya memandang Reza sinis. Lalu dia berlutut di hadapan Melody dan memandangi anaknya dengan senyuman, jemarinya merapikan rambut anaknya yang terlihat berantakan, "baik-baik yah disini dengan papa, jangan nakal..." nasehatnya kepada Melody.
"Iyah ma..." balas Melody sambil memeluk boneka unicorn kesayangannya.
"Mama sangat sayang Melody..." ucap Flora mengecup kening Melody dan bangkit, lalu menatap Reza kembali, "aku sangat berharap kau menjaganya dengan baik, dia begitu merindukanmu..." ujarnya. Kemudian Flora berbalik dan berjalan keluar kamar hotel ini.
Reza yang melihat Flora pergi begitu saja langsung mengejar mantan istrinya itu. Dia ingin meminta penjelasan kepada wanita itu.
Yogi dan Oddy yang melihat itu memanggil Melody dan mengajaknya bermain bersama mereka.
"Flora!" panggil Reza sambil menutup pintu kamar hotel.
Flora menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Reza. Dilihatnya Reza menghampirinya. Saat Reza berada di hadapannya, Flora bisa melihat sepasang mata abu-abu terang milik Reza. Jujur saja dia sangat senang bisa bertemu Reza kembali, tetapi mengingat semua kenangan buruk yang Reza pernah berikan untuknya membuatnya menepis semua perasaannya untuk pria itu.
"Apa benar Melody anakku?!" tanya Reza tanpa basa-basi.
Flora tersenyum kecut saat melihat wajah Reza tidak percaya jika Melody bukanlah anak kandung pria itu, "benar atau tidaknya kau sendiri yang bisa merasakannya," jawabnya dengan tangan melipat.
Hati Flora sangat sakit ketika mendengar pertanyaan Reza tentang Melody. Namun, dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan pria itu.
"Jika dia memang anakku, kenapa kau tidak mengatakan padaku bahwa kau hamil saat kita bercerai?!" tanya Reza penuh amarah. Dia benar-benar geram dengan semua kenyataan yang dia dapatkan hari ini.
"Buat apa aku bilang padamu?" seru Flora dengan sepasang mata melebar, "tidak ada gunanya aku bilang padamu bahwa aku tengah mengandung anakmu waktu itu! Kau bukanlah seorang ayah yang baik Reza, aku tidak ingin anakku mempunyai seorang ayah pemabuk dan suka bermain wanita di luar sana!" serunya kembali membuat Reza tertegun dengan perkataannya.
"Jika kau tidak ingin dia mempunyai ayah sepertiku, mengapa kau memberitahunya bahwa aku adalah ayahnya hah?!" balas Reza dengan suara tinggi. Dia tidak habis pikir dengan apa yang Flora lakukan, wanita itu menyembunyikan itu semua darinya.
Flora menatap Reza dengan mata mengembang, "seburuk apapun ayahnya aku tidak ingin merahasiakan semua tentangmu kepada Melody, karena bagaimanapun juga kau adalah ayah kandungnya. Dan aku tidak ingin menghilangkan sosokmu dari hidupnya..." ucapnya membuat Reza tercengang.
Setelah mengatakan hal itu Flora pergi dari hadapan Reza dengan perasaan sulit di artikan. Reza hanya menatap Flora yang semakin menjauh, ingin sekali dia menahan Flora untuk tidak pergi, tetapi dia tidak bisa melakukan hal itu. Reza bisa melihat begitu banyak beban di wajah Flora.
Napas Reza berhembus kencang, semua ini menjadi rumit. Keinginannya ingin bertemu Flora kembali menjadi bencana.
Lalu Reza kembali ke kamar hotelnya, setelah berada di dalam kamar hotelnya dia melihat Melody tengah bermain bersama Oddy dan juga Yogi. Dia memandangi wajah Melody yang terlihat ceria di sana. Namun, wajah Reza terlihat frustasi disana.
"Papa!" seru Melody ketika melihat Reza di ambang pintu, lalu dia berlari menghampiri Reza dan memeluk pria itu.
Reza hanya terdiam ketika Melody memeluknya, dia sama sekali tidak membalas pelukan anak perempuan itu. Sepasang matanya memandangi Oddy dan Yogi yang sedang menatapnya heran dan bingung, baru kali ini kedua sahabatnya melihat Reza begitu frustasi.
Lalu Reza melepaskan pelukan Melody dan berlutut di hadapan anak perempuan itu, dia memandangi wajah anak itu lekat-lekat. Senyum Melody terus mengembang lebar ketika Reza terus memandanginya. Tanpa sadar Reza tersenyum tipis saat menyadari bahwa anak perempuan itu mempunyai bola mata berwarna abu-abu terang sama sepertinya, selain itu anak itu mempunyai alis mata yang tebal dan senyum yang mirip dengannya. Sedetik kemudian Reza memejamkan kedua matanya, dia tidak mau larut begitu saja dalam pesona Melody. Dia masih tetap dalam pendiriannya bahwa anak perempuan itu bukanlah anaknya. Sedetik kemudian Reza bangkit dan berjalan menuju balkon hotel dengan perasaan sulit di artikan.
Melody hanya memandangi Reza dengan tatapan sedih, di peluknya erat-erat boneka unicornya. Padahal dia sangat merindukan Reza, ketika melihat Reza di mall tadi dia langsung bisa mengenali Reza ayah kandungnya.
Yogi menggeleng pelan melihat kelakuan Reza, lalu dia menghampiri Melody untuk menghibur hati anak itu, "kau mau es krim?" tanyanya membuat Melody menatapnya dan mengangguk penuh semangat, "ayok kita beli," serunya membuat Melody tersenyum senang.
Lalu Yogi membawa Melody pergi untuk membeli es krim di ikuti oleh Oddy. Oddy dan Yogi dan menggandeng tangan Melody membuat anak perempuan itu tertawa gembira.
Yogi dan Oddy membiarkan Reza sendiri.
❤❤(⌣_⌣”)❤❤
Malamnya...
Saat ini Reza tengah melamun di tempat tidurnya, sepasang mata elangnya memandangi langit-langit atap. Pikirannya tengah kacau saat ini. Kepalanya terasa mau meledak.
Suara tawa Melody terdengar jelas, dia sedang bermain dengan Oddy dan Yogi di balkon hotel. Reza yang tidak ingin mendengar suara Melody menutup kedua telingannya dengan bantal. Sejak Melody tiba Reza berusaha mati-matian menjauh dari anak perempuan itu. Tetapi tetap saja anak itu terus menganggunya.
Tiba-tiba ada yang menarik celana Reza, kontan pria itu menyingkirkan bantal dari wajahnya. Reza melihat Melody yang tengah tersenyum kepadanya. Reza sangat membenci senyuman Melody karena bisa meruntuhkan hatinya.
"Ada apa?!" tanya Reza dingin dan menatap malas Melody.
"Aku ingin tidur dengan papa..." ucap Melody lirih.
Reza berdecak dan bangkit dari tidurnya, "kau bisa tidur dengan om Oddy atau om Yogi!" serunya menunjuk kedua sahabatnya yang sedang sibuk menyesap rokok di balkon hotel.
Oddy dan Yogi daritadi menahan untuk tidak merokok di dekat Melody. Ketika Melody di dalam, mereka langsung merokok.
Melody menggeleng, "aku inginnya tidur dengan papa..." pintanya merajuk.
"Dengar, kasur ini hanya untuk satu orang! Jika kau tidur bersamaku, sangat di pastikan kasur ini akan semakin sempit dan tubuh kecilmu bisa tertindih dengan tubuh besarku!" seru Reza kesal.
"Papa tidak mungkin menindihku, karena papa sangat menyayangiku..." ucap Melody dengan wajah polosnya.
Reza mengacak rambutnya frustasi, dengan hembusan napas dia menarik lembut lengan Melody dan menyuruhnya naik ke tempat tidurnya. Anak perempuan itu sangat menyebalkan, benar-benar menyebalkan. Sifat dan karakter anak perempuan itu sangat mirip dengan Reza. Tunggu mirip dengan Reza? Reza langsung menatap lekat-lekat wajah Melody. Reza menyadari bahwa Melody begitu mirip dengannya, "baiklah kau boleh tidur denganku..." ucap Reza akhirnya.
"Hore!!" seru Melody gembira, dia memeluk Reza begitu erat. Sedetik kemudian Reza melepaskan pelukan Melody dengan perlahan.
Lalu Reza merebahkan tubuh mungil Melody di atas tempat tidurnya, kemudian dia merebahkan dirinya di samping Melody. Setelah itu tidak ada pembicaraan di antara mereka. Melody tengah sibuk memandangi wajah Reza dengan senyuman.
Sedangkan Reza hanya melirik Melody dengan tatapan sinis, dia merasa heran dengan tingkah Melody yang betah berlama-lama memandanginya. Kelakukan anak perempuan itu seperti ibu kandungnya Flora. Dulu sewaktu masih bersama Flora, mantan istrinya itu selalu memandanginya sebelum mereka tidur.
Reza merasa risih dipandangi oleh Melody seperti itu.
"Pa, bacakan aku sebuah cerita dongeng dong pa..." pinta Melody.
"Cerita dongeng?!" pekik Reza dengan permintaan Melody, anak perempuan itu hanya mengangguk, "Aku tidak punya cerita dongeng! Udahlah lebih baik kau tidur!" perintahnya ketus.
"Setiap aku mau tidur, mama selalu membacakan dongeng untuk aku..." balas Melody dengan wajah sedih.
Reza menghela napasnya, "tapi sayangnya aku bukan mamamu..." ucapnya sinis, "baiklah aku akan membacakan cerita dongeng untukmu!" serunya menyerah ketika melihat Melody tertunduk lirih.
Wajah Melody langsung berubah ceria kembali, kemudian dia melingkarkan tangan mungilnya ke pinggang Reza membuat pria itu tertegun dengan jantung berdebar kencang. Jika terus begini Reza bisa luluh dengan Melody, dan dia tidak ingin itu terjadi.
"Dengarkan baik-baik yah cerita dongengku ini!" perintah Reza membuat melody mengangguk senang, "Pak Budi mempunyai kebun tomat, kebetulan kebun tomat Pak Budi sedang panen. Dari sepuluh tomat yang panen, Pak Budi memberikan sepuluh tomat itu kepada Pak Danu sebanyak lima buah tomat, tinggal berapa tomat yang di miliki oleh Pak Budi?" tanyanya bercerita.
Melody mendengus sebal, "Papa itu bukan cerita dongeng!!" keluhnya.
"Lalu ceritanya seperti apa Melody?!!" seru Reza seakan menyerah menghadapi tingkah Melody. Dia benar-benar kesal.
Melody merebahkan kepalanya di bahu Reza, "seperti ini papa... Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang anak perempuan bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya. Anak perempuan ini sangat cantik dan baik hati. Sedangkan ibu dan kedua kakak tirinya sangatlah jahat. Mereka mempekerjakan anak perempuan ini di rumahnya sendiri. Setiap hari anak perempuan ini harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah."
Grrokkk... Grookkk...
Melody langsung menghentikan ceritanya saat mendengar suara dengkuran yang begitu keras. "Kok Papa yang malah tidur? Seharusnya kan aku!" seru Melody kesal saat melihat Reza tertidur pulas saat dia membacakan sebuah dongeng. Padahal Melody belum ada lima menit bercerita.
Yogi dan Oddy yang melihat itu kontan tertawa kencang, "Reza benar-benar bodoh!" seru Yogi kepada Oddy.
Oddy hanya mengangguk dengan tawa yang masih terdengar.
❤❤(⌣_⌣”)❤❤