Pukul dua belas tepat, Gladis selesai mendampingi bayi Helena mengikuti prosedur sebelum operasi. Tinggal menunggu operasi yang akan dilaksanakan satu jam lagi. Perut Gladis kroncong, apalagi dia baru saja menjadi pendonor darah. Memilih menghampiri Artha dan Dara yang masing anteng bermain diluar ruangan NICU, hati Gladis sedikit tersentuh melihat bagaimana Dara menerima Artha. Keduanya tampak akrab satu sama lain, padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Gladis mengambil duduk disamping Artha, sedikit mencolek pundak Dara agar dapat mengetahui jika dirinya ada di sampingnya. Dara tersenyum lebar melihat Gladis, tangannya seolah ingin menggapai Gladis. Kelihatannya Dara rindu dengan pelukan milik ibunya. “Lagi ngapain, Ra?” tanya Gladis sambil menaikkan pipi Andhara. “Namanya