Parfum Siapa?

1450 Kata

Bukankah semesta sangat lucu? Lihatlah bagaimana dia mempermainkan hidup Gladis sedemikian rupa. Benar kata Flora, cinta pertamanya bukan dia jangan terlalu berharap. Malam itu juga Gladis pulang dengan wajah datar, tak ada tawa apalagi air mata. Hanya tatapan kosong yang terpatri apik di wajahnya. Mungkin semua orang yang melihatnya akan kagum, karena diam dengan tatapan kosong pun Gladis masih ayu nan menawan. Bodoh sekali Artha menduakannya. Bahkan kantuk pun serasa menjauh darinya, matanya enggan terpejam meski banyak posisi berbaring telah ia coba. Berakhir dia menyeduh coklat hangat untuk menemaninya menonton. Satu – satunya pelarian yang bisa ia dapat lakukan saat ini. Hingga seseorang memeluknya dari belakang, padahal Gladis tak mendengar pintu dibuka sebelumnya. Gladis hanya di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN