Pagi hari sekali Artha harus berangkat ke kantor, ada beberapa berkas yang musti ia tanda tangani sebelum rapat pagi ini. Gladis sedikit keteteran karena harus menyiapkan sarapan untuk dua orang sekaligus harus menyusui dua bayinya, alhasil dia meninggal roti yang masih belum selesai dipanggang semua dan memilih menghampiri Dara yang sudah bangun. Takutnya Lula yang masih pulas akan ikut terbangun. “Haus ya? Ayo keluar dulu deh nanti adeknya ikut kebangun.” Gladis mengajak bicara Dara yang sudah mereda tangisnya. Memilih duduk di depan televisi sambil menimang Dara, sesekali Gladis akan mengelus rambut – rambut halus yang mulai tumbuh di kepala bayi itu. Ada perasaan rindu karena seringnya Dara bersama Artha ketimbang dirinya, lagi pun adanya Lula yang lebih membutuhkan perhatian Gladi