“Apa yang kamu lakukan, Shofiya?” Aji menggeram sembari memelototi seorang perempuan cantik yang duduk di pinggiran ranjang tempat tidur. Wajah laki-laki itu merah padam dengan rahang mengeras yang mempertontonkan urat lehernya yang tegang menyembul, seolah mau lepas. Shofiya, perempuan yang menjadi penyebab marahnya gus muda yang tidak lain adalah suami perempuan itu sendiri hanya menunduk dengan nyali yang berada di ambang menuju angka nol. Dalam hati merutuki diri sendiri karena kebodohannya yang membuat Aji sampai memarahinya seperti ini. Ya, dia memang ingin berinteraksi dengan Aji. Interaksi manusia normal yang tinggal seatap dengan bercakap-cakap santai semisal. Tidak muluk-muluk, bukan? Namun, Shofiya tidak menyangka, saat untuk pertama kalinya Aji terlebih dulu mengajaknya bica
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari