Bab 17 - Perawatan Pengantin

1561 Kata

Zulfa Zahra El-Faza Jam mengarah ke angka sepuluh begitu aku dan Gus Fatih tiba di pondok. Umilah orang pertama yang menyambut kami dengan wajahnya yang tampak resah dan khawatir. “Dari mana saja kamu, Nduk?” Umi menghambur ke arahku. Ekspresinya cemas dengan kedua tangan yang memegangi kedua lenganku. Perlahan kutunjukkan senyum. Kantong kresek berisi batagor yang tadi dibeli Gus Fatih di jalan kusodorkan pada Umi. “Jalan-jalan, Mi,” jawabku. Dari belakang Umi, Mbak Ratna menyusul. Zidan yang tadinya terlihat tertidur di gendongannya ia serahkan ke seorang mbak ndalem yang langsung membawa keponakan tampanku itu pergi dari ruang tamu. “Tak pikir kenapa-napa tadi di jalan jam segini baru pulang!” Suara Umi kembali terdengar, kali ini lebih santai. “Adhim nelepon Umi tadi, Fa. Katanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN