Vino menghela napas dan berdiri. Dia merapikan selimut Gynta dan menuntun Gynta untuk kembali berbaring. "Tidurlah. Aku tidak ingin pulang mendadak dari Kanada hanya karena kau kembali sakit," gumam Vino dan tersenyum. Saat Vino berbalik, Gynta menahan lengan Vino membuat lelaki itu kembali menatapnya, "ada apa lagi? Apa sekarang kau merasa takut?" Gynta melepaskan lengannya dan memalingkan wajahnya. Dia menggeser tubuhnya sehingga Vino menatapnya bingung, "aku, em..." Gynta terlihat gugup. "Kau ingin tidur denganku?" pertanyaan Vino justru terdengar seperti lelaki itu sudah mengalahkan musuh terbesarnya. Vino berdecak heran, "ck ck ck. Sepertinya otakmu sedang tidak waras kalau sakit. Apa besok aku harus meminta dokter untuk memeriksa kepalamu?" Wajah Gynta memerah