Bagian 8 - Anna Menghilang

1028 Kata
Luke sudah sampai di rumah. Dalam hatinya, sama sekali tak terbesit keinginan untuk menunggu atau memutar arah untuk menjemput Anna. Biarlah wanita itu mendapatkan hukuman atas kelancangannya. Anna sudah melewati batas, hanya gara-gara perhatiannya tadi pagi. Anna kira, dia akan luluh begitu saja? Cuih! Mimpi! Luke membuka pintu. Dan pemandangan di depannya, membuat bibirnya sedikit tertarik membuat senyuman tipis. Rasa kesal dan kepenatannya menghilang seketika. Selena, p*****r sexi yang dia booking untuk memuaskan sekaligus tinggal di rumahnya, sudah menunggunya dengan pose sexi. Wajah Selena yang cantik dengan gaun tidur merahnya yang berpotongan d**a rendah dengan panjang sampai paha, membuat Luke bangga pada dirinya sendiri. Dia tidak salah memilih jalang, untuk membalas penolakan Anna. Selena tak kalah cantik dari Anna, walaupun sisi memesona Anna—sangat alamiah. Luke menutup pintu dan Selena sudah memeluknya dari belakang. Tubuhnya yang molek menempel di punggungnya, dan tangan Selena yang putih, melingkar erat di perutnya. “Selamat malam, Tuan,” ucap Selena dengan suara lembutnya. “Malam,” jawab Luke sambil memutar tubuhnya. Selena tersenyum nakal, sembari mengusap d**a bidang Luke yang di balut kemeja putih. Luke memang tipe pria idaman dengan wajah tampan, dan kesuksesannya. Selena tentu saja sangat beruntung, Luke sudah memilihnya sebagai pemuas pribadi di rumahnya. “Kelihatannya Anda sangat lelah? Bagaimana kalau saya menghilangkan rasa penat Anda, Tuan?” Luke tertawa tipis. “Sudah menjadi tugasmu Selena,” jawabnya. Selena tersenyum bangga. Dengan berani Selena melepas kancing kemeja Luke satu persatu dan membuang kemeja Luke ke lantai. Setelahnya, Selena bersandar di d**a bidang Luke yang terbuka. “Di mana, kita akan having s*x Tuan?” “Di kamarku. Aku ingin menyetubuhimu dengan keras dan lama.” Mendengar jawaban Luke, Selena mendongak dan segera menyambar bibir Luke yang tipis—menggoda. Luke pun membalasnya. Mereka berciuman dengan liar dan panas. Tak peduli dengan keadaan sekelilingnya, Luke bahkan sudah menggendong Selena seperti koala dan tetap melanjutkan aktivitas ciuman panas mereka. Luke duduk di sofa dengan Selena yang berada di pangkuannya. Nafas Selena memburu. Tangannya yang lentik meremas rambut Luke yang sedang menghisapi leher dan kulit dadanya. Ini kenikmatan yang luar biasa. “Tuan, kita masih berada di ruang tamu,” sela Selena di tengah desahannya. Tak mampu lagi menahan kenikmatan yang sudah Luke berikan dengan gerakan cepat di bawah sana. Luke mengeram tertahan. “Tak apa. Aku ingin istriku melihat persetubuhan kita. “ Mendengar perkataan Luke, Selena lantas mengecupi rahang Luke dan berbisik, “Kau jahat Tuan.” “Dan kau nikmat Selena,” Selena tertawa bahagia. Bukan hanya uang, tetapi kenikmatan seperti ini yang selalu Selena harapkan. Dan Selena pun berharap Luke selalu menyukainya. Hidupnya akan terjamin dan dia pun bisa tinggal di rumah mewah pula. Apalagi yang kurang? Selena berjanji. Akan melakukan apa pun, asalkan Luke mempertahankan dia sebagai jalang pribadinya. Apa pun. Walaupun suatu saat, dia harus menyingkirkan istri Tuan barunya itu. *** Luke mengerjapkan mata, begitu sinar matahari menerpa wajahnya. Ternyata, hari sudah pagi. Entah berapa jam dia having s*x dengan Selena, karena seingatnya, Selena sudah ambruk di saat sesi terakhir persetubuhan panas mereka. Luke bangkit. Ternyata dirinya masih ada di ruang tamu. Tapi Selena, entah berada di mana wanita jalang itu. Hanya tersisa gaun tidur Selena yang sudah robek teronggok di lantai. Luke melangkah menuju dapur. Mengambil minuman dingin di kulkas dan meminumnya sampai tandas. Setelahnya, dia melangkah menuju kamarnya. Dia ingin mandi, sebelum berangkat ke kantor. Pagi ini, ada musyawarah penting yang akan dia bicarakan dengan Peter. Beberapa menit berlalu. Luke sudah rapi dengan setelan kantornya. Tanpa kecurigaan sedikit pun, Luke melangkah menuruni tangga dan menuju dapur untuk sarapan. Luke yakin. Anna sudah memasak makanan yang pasti tidak enak rasanya. Tapi, dia akan tetap memakan makanan itu. Dan selanjutnya, dia akan menghina kinerja Anna yang tidak ada becus-becusnya. Sudah menjadi misinya bukan, untuk membuat Anna hidup tersiksa sebelum menjemput kematiannya. Luke menyipitkan matanya. Wanita yang dia temui di dapur, justru bukan Anna. Melainkan Selena dengan pakaian ketatnya. “Selena? Kau di sini?” tanya Luke penasaran. “ke mana wanita t***l itu? Apa dia belum bangun?” lanjutnya mulai terpancing emosi di hari se pagi ini. Selena mendekat dan memeluk tubuh Luke dengan erat. “Entahlah Tuan. Aku juga tidak tau. Tapi, Tuan tidak perlu khawatir. Aku sudah memasak makanan untuk Tuan,” jawab Selena mengalihkan pembicaraan Luke tentang istri tololnya. Luke tersenyum angkuh. “Benarkah? Aku kira jalang sepertimu tidak bisa memasak.” Selena tertawa sambil memukul d**a Luke pelan. “Tuan harus mencicipi masakanku dulu. Baru bisa ber komentar.” “Boleh.” Selena melepaskan pelukannya dan mengambil makanan yang sudah di masaknya tadi. “Silakan, Tuan,’ ucapnya setelah meletakkan makanan itu di depan Luke. Luke mencicipi masakan itu dan tersenyum tipis. “Lumayan. Setidaknya makanan ini tidak membunuhku.” Selena tersenyum bahagia. Tadi malam, dia berhasil membuat Luke senang dengan memuaskannya. Dan Hari ini, dia berhasil mengambil hati Luke dengan masakannya. Setelah ini, dia akan semakin gencar membuat Luke semakin menyukainya. Setelah memakan masakan jalangnya. Luke melangkah menuju kamar Anna. Rasanya tidak mungkin jika Anna tidak pulang semalam. Wanita itu memang keras kepala dan suka membangkangnya. Tapi, jika Anna tidak pulang, mau tidur di mana dia? Anna bahkan tidak punya uang sepeserpun untuk membeli makanan. Luke menendang pintu kamar Anna dengan kuat. Kamar Anna benar-benar kosong. Benar dugaannya. Anna tidak pulang semalam. Dan lagi. Wanita itu, berani memancing dan membuat kesabarannya habis. “Sialan kau Ann! Setelah ini. Aku akan benar-benar membuatmu menyesal!” Luke melangkah keluar dengan wajah kesal. Selena yang melihatnya, melangkah mendekat dan memeluk tubuh sang majikan. “Tuan, apa tidak sebaiknya kita bercinta dulu? Mungkin, kekesalan Tuan bisa sedikit berkurang.” Bruk! Selena tak menyangka. Luke akan mendorongnya, hingga dia terjerembap ke lantai. “Jaga sikapmu! Sadar dirilah! Apa statusmu berada di rumah ini!” kecam Luke lalu pergi dengan langkah besarnya. Selena memukul lantai dengan kepalan telapak tangannya. Semua kerja kerasnya, rusak hanya gara-gara kecerobohan istri sialan Tuan barunya yang tak pulang ke rumah. “Sialan kau Anna! Aku akan membuatmu meninggalkan Tuan Luke secepatnya! Lihat saja nanti.” *** Anna mengerjapkan matanya. Ruangan ini terasa asing. Anna hendak bangkit tapi dia masih sulit bergerak. Tubuhnya lemas dan nyeri di mana-mana. Bahkan, kakinya terasa kebas dan sulit di gerakkan. Klik! Suara pintu yang terbuka, membuat Anna mendongak untuk melihat siapa kira-kira yang sudah menolongnya dari kejahatan preman tadi malam. Jika tidak ada orang itu, maka tamat sudah riwayat hidupnya. “Paman?” ucap Anna tak percaya begitu orang yang di lihatnya adalah ayah Peter. Tuan Alexander si Hot Devil The King Of Paris yang di takuti oleh semua orang di masanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN