29. Allowed or Not!

1403 Kata

Bagai terbawa arus di sungai yang dingin. Semua rasa cinta ini telah hanyut. Kalaupun aku menemukan serpihannya, segalanya telah membeku. Langit gelap menyelimuti malam hari di Lembang. Pelita-pelita kecil memberi penerangan yang temaram. Dia masih memelukku dan memberikan rasa hangat. Tidak hanya mengobati dinginnya tubuh ini, tapi juga meluruhkan rasa sakit yang selama ini merasuk hingga ke tulang. "Aku memang b******k saat itu, maafkan aku!" Berulang kali Rasya mengucap maaf dalam pelukan ini. Tapi dia mengucapkan maaf untuk hal yang salah. "Saat itu aku terlalu terburu oleh hawa nafsu, Shanum. Sekali lagi, maafkan aku!" tuturnya. Aku pun menengadahkan kepala untuk menatap wajahnya. Dengan mata berkaca-kaca, aku menggeleng kepala. "Aku tidak marah padamu karena kejadian di sia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN