“Aku pasti akan membayarmu dalam waktu satu tahun, Rasy! Tolong beri waktu lebih untukku!” Aku bukan mengemis, tapi ini adalah hakku. Lagi pula, dalam perjanjian saat penerimaan beasiswa dulu, aturan agar setiap para penerima beasiswa bekerja di yayasan itu tidak ada. Wajar jika sekarang aku menuntut keringanan yang penting aku menyelesaikan semua kewajibanku. “Bukan saya yang membuat aturan!” jawabnya sambil menatapku sekilas, kemudian dia kembali melihat ke arah komputernya. “Aku akan bernegosiasi dengan Bu Laura saja kalau begitu!” tegasku yang sama sekali menunjukkan sikap tidak gentar menghadapi semua ini. Meski dalam hati, aku cukup gugup bila benar-benar harus berhadapan dengan hukum. “Saya beri waktu satu bulan!” pungkas Rasya langsung begitu aku mencatut nama ibunya. “Ti